Presiden Joko Widodo menguraikan bahwa impor bahan baku pendukung industri merupakan penyumbang defisit terbesar transaksi berjalan Indonesia.
- Ribuan Warga Surabaya Meriahkan Jalan Sehat HUT Partai Demokrat Ke-22, Emil Dardak: Saya Merasa Bahagia Masyarakat Antusias
- KPK Telusuri Aliran Uang Suap Terkait Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemprov Sulsel
- Muncul Poster Bakal Calon Walikota Probolinggo Jalur Independen
Atas alasan itu, Jokowi menargetkan ruang investasi dibuka sebesar-besarnya bagi industri substitusi barang impor.
Namun demikian, pernyataan Joko Widodo itu disangkal oleh Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule. Menurutnya, bukan impor bahan baku pendukung industri yang menjadi penyumbang defisit terbesar, melainkan perilaku Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Penyumbang defisit terbesar itu Menkeu, Pak Jokowi,†tegasnya menimpali kicauan Jokowi.
Tudingan Iwan Sumule bukan tanpa sebab. Pasalnya, Menkeu berpredikat terbaik dunia itu melakukan utang secara ugal-ugalan, yaitu dengan memberi bunga tinggi pada kreditur. Di mana bunga itu lebih tinggi dari negara-negara lain yang satu level dengan Indonesia.
"Pajak tinggi, pajak diselewengkan, target tak tercapai, tekor. Kelola uang negara tak karuan. Kebijakan membebani, menghisap. Rugi pun sudah pernah terjadi,†pungkasnya, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pramono-Rano Menang, PDIP Sampaikan Terima Kasih ke Warga Jakarta dan Anies Baswedan
- PPP Siapkan Evaluasi untuk Meningkatkan Elektabilitas Ganjar-Mahfud
- Kembangkan Usaha Rakyat, Eri Cahyadi Akan Berdayakan UMKM dari Hulu ke Hilir