Jebakan Tikus Hampir Merenggut Dua Nyawa Petani

Lagi, jebakan tikus model kawat beraliran listrik yang dipasang di sawah memakan korban. Ibarat pepatah senjata makan tuan, justru korbanya si pemasang sendiri atau pemilik sawah. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB, Senin, (20/4), menimpa seorang petani di Dusun Sambirejo, Desa Gelung, Kecamatan Paron, Ngawi.


Sesuai kronologinya, pada Senin pagi Suwito (59) pamit kepada keluarganya pergi ke sawah yang berjarak sekitar 1 kilometer untuk memeriksa jebakan tikus beraliran listrik dari genset. Entah mempunyai firasat kurang baik mendadak Katmono (43) adik korban pergi ke sawah. Saat itulah ia melihat korban meninggal dengan posisi tergeletak di pinggiran sawah.

"Melihat korban tergeletak secara spontan si Katmono ini berusaha menolong. Sayang ia kena setrum juga namun berhasil menyelamatkan diri meskipun pingsan," terang Kapolsek Paron Iptu Suyitno.

Jelasnya, warga sekitar lokasi kejadian langsung menolong kedua korban. Saat dievakuasi kondisi Suwito sudah meninggal sedangkan Katmono dilarikan ke Puskesmas Jambangan dan nyawanya bisa diselamatkan oleh tim medis. Dari olah TKP disebutkan, penyebab meninggalnya korban murni dari sengatan listrik jebakan tikus yang dipasang oleh korban sendiri.

"Dari hasil pemeriksaan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan melainkan luka bakar akibat sengatan listrik," jelasnya.

Selaku Kapolsek Paron, Suyitno meminta kepada semua petani diwilayah hukumnya untuk tidak memasang jebakan tikus beraliran listrik. Mengingat jebakan tikus beraliran listrik sangat beresiko terhadap keselamatan jiwa orang lain maupun si pemasang sendiri. Jika nekat ada petani yang masih memasang maka pihaknya akan melakukan penegakan hukum.

"Sudah seringkali kita memberikan sosialisasi dan himbauan kepada para petani betapa bahayanya jebakan tikus beraliran listrik. Apabila masih nekat terpaksa akan kita tegakan sesuai hukum yang berlaku," pungkas AKP Suyitno.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news