Sejumlah pengusaha Jawa Timur terutama dari sektor telekomunikasi mendorong Pemprov Jatim untuk membuat
- Produsen Terbesar, Indonesia Pemain Utama Pasar Biodiesel Dunia
- Ekonomi Diprediksi Makin Sulit dari Tahun Sebelumnya
- Host to Host eLoan BTN dan SiKasep PPDPP Percepat Proses Aplikasi KPR Subsidi
Meski belum ada strategi besar terkait pelaksanaan new normal, namun sudah banyak wacana muncul dari sektor pemerintah maupun non pemerintah.
Hal ini disampaikan GM PT Javadwipa, Ahmad Fauzi dalam siaran persnya yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (8/6).
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu mempersiapkan strategi besar dalam menghadapi kondisi global new normal, yang pasti mengubah banyak aspek terutama ekonomi sebelum pandemi.
“Terkait ekonomi, kondisi pandemi telah mengubah pola investasi dunia khususnya di Asia di mana investor dunia berupaya menggeser investasinya dari negara terdampak pandemi ke negara yang cepat mengkontrol pandemic,” terang Uji sapaan Ahmad Fauzi.
Uji menyebut, data BKPM meski di tri wulan pertama 2020 ada kenaikan investasi 8 persen, namun investasi asing melambat 9,2 persen. Artinya investor asing masih belum percaya kondisi Indonesia dalam mengendalikan pandemi.
Menariknya dari kondisi investasi ini, lanjutnya, justru ada kenaikan investasi dalam negeri sebesar 29,3 persen.
“Yang bisa dibaca, investor dalam negeri bersedia menguatkan kondisi ekonomi negara,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini investor dalam negeri melihat peluang masuk ke bidang investasi yang selama ini dimasuki asing.
“Kondisi ini positif untuk semakin menguatkan kemandirian Indonesia di sektor ekonomi,” imbuhnya.
Bagaimana dengan Jawa Timur?
Uji menuturkan potret Jawa Timur bisa dimulai dari data BKPM pada kwartal pertaman 2020, realisasi investasi terbesar ada di Jawa Timur sebesar 14,9 persen atau Rp 31,4 triliun.
“Artinya Jatim menjadi wilayah yang masih dianggap investor relatif kondusif bagi iklim bisnis khususnya saat pandemi ini,” terangnya dihubungi via WA.
Uji yang saat ini masuk jajaran Kadin Jatim ini menyebut, Jawa timur juga masih bisa menjaga produk bahan pokoknya yang merupakan 20 persen produk nasional.
Namun sementara, Jatim terutama Surabaya Raya menjadi episentrum Covid-19 selain Jabodetabek.
Angka sebaran positif Covid-19 masih terus naik, yang berarti transmisi virus corona belum bisa dikontrol penuh.
Sejumlah wilayah dalam hal ini Surabaya Raya (tiga kab/kota) dan Malang Raya (3 kab/kota) melakukan PSBB sebagai tindakan upaya kontrol pandemi.
Kabupaten dan kota lain di Jatim melakukan pemindaian masyarakat pendatangnya atas Covid-19, melakukan tracing semassif mungkin untuk mencegah penyebaran dan melakukan tindakan karantina sedini dam seterbatas mungkin. Dan sementara ini efektif.
“Kondisi ini menyebabkan dunia usaha separo tersendat karena harus menyesuaikan dengan tindakan taktis pemerintah,” kata pengusaha infrastruktur telekomunikasi ini.
Penyesuaiannya berupa work from home, shifting pekerjaan, penyesuaian anggaran dan operasional.
Strategi komprehensif perlu disusun dengan cepat dan tepat hingga keadaan regional bisa dikontrol tanpa harus mengambil banyak korban.
Untuk itu, kata Uji, dalam beberapa sesi diskusi dengan sejumlah pengusaha telekomunikasi muncul semacam usulan pada Pemprov agar setidaknya melakukan roadmap penanganan pandemi Covid-19, di antaranya:
Pertama, melakukan test PCR secara massal di semua kabupaten/kota untuk bulan pertama.
Kedua, memetakan kondisi pandemi setiap daerah, hingga bisa ditentukan penanganannya, mana yang masih harus PSBB, transisi dan new normal untuk bulan kedua.
Ketiga, memetakan potensi ekonomis daerah yang bisa digerakkan selama upaya kontrol pandemi, masa transisi, masa new normal untuk bulan ketiga.
Keempat, menggerakkan potensi ekonomi sesuai dengan kondisi pandemi di setiap daerah kabupaten/kota untuk bulan ketiga.
Kelima, menyelesaikan kontrol wilayah merah pandemic di bulan kedua.
Keenam, memastikan semua daerah memasuki new normal condition di bulan kelima.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bank Indonesia Luncurkan Uang Kertas Baru
- XL Axiata Raih Penghargaan Penerapan GCG
- Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Airlangga: Kita Tidak Sedalam Yang Lain