Jelang Ramadhan, Harga Daging Sapi Dikhawatirkan Melonjak

Daging sapi / net
Daging sapi / net

Harga daging sapi pada bulan puasa hingga lebaran mendatang diprediksi akan melonjak. Pasalnya, hingga saat belum ada data konkrit mengenai ketersediaan sapi siap potong di Jatim.


Ketua Paguyuban Pedagang Daging Segar (PPDS) Jatim Muthowif menegaskan bahwa stabilisasi atau tidak naiknya harga daging di Jatim pada bulan ramadhan mendatang sulit untuk direalisasikan.

Sebab, tata niaga daging di Jatim masih amburadul dan belum ada langkah strategis yang diambil oleh Pemprov Jatim. 

"Saya rasa sulit kalau tidak naik harga komoditas daging di Jatim pada bulan ramadhan mendatang," tegas Muthowif.

Dijelaskan Muthowif, Jatim swasembada sapi itu hanya dalam hitungan kertas. Pasalnya, pemprov dalam hal ini Dinas Peternakan Jatim belum paham betul soal tata niaga sapi menjadi daging. 

"Harusnya Dinas Peternakan itu tahu, sapi yang siap potong itu berapa, dan berada dimana. Begitu juga peredaran daging di Jatim itu larinya kemana saja," sindirnya. 

Diantara penyebab kebrobrokan tata niaga sapi dan daging di Jatim, kata Muthowif yakni ketidakjelasan kuota sapi yang keluar Jatim LPJ-nya tidak jelas. "Kalau sapi di Jatim lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan luar Jatim ya mana mungkin Jatim bisa swasembada daging walaupun memiliki jumlah populasi sapi yang besar," pungkasnya.

Menanggapi hal itu Wakil Gubernur Jatim  Emil Elestianto Dardak mengatakan sudah menjadi kebiasaan, jelang bulan suci ramadhan berbagai kebutuhan pokok masyarakat cenderung naik harganya. 

Satu diantara komoditas yang mulai meresahkan masyarakat  karena harganya cendung naik adalah daging.

Untuk antiasipasi hal tersebut, Pemprov Jatim menyarankan kepada sejumlah pedagang agar senantiasa memantau perkembangan harga pasar di sejumlah wilayah di Jatim melalui Siskaperbapo (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok).

"Perkembangan harga di pasar, masyarakat bisa melihat di siskaperbapo.com. Disana mereka bisa melihat, kalau harga yang dibeli dari bakul (pedagang) mahal sekali, jangan-jangan ada yang salah," katanya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news