Jika mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diangkat menjadi direksi di salah satu perusahaan BUMN, maka citra BUMN sebagai sapi perah partai politik akan semakin menguat.
- Mahkamah Konstitusi Tolak 2 Gugatan Batas Usia Capres-CawapresOjo Mbahas MK Terus
- Wacana Duetkan Cak Imin-AHY Di 2024, Ini Tanggapan Wasekjen Demokrat
- Kasus Aktif Covid-19 Hari Ini Turun 315 Orang, Pasien Meninggal 12 Orang
Tak hanya itu, berbagai persoalan yang melanda Ahok akan menimnbulkan resistensi yang besar di tubuh BUMN. Bahkan, hak tersebut juga akan tumbuh lantaran sudah adanya penolakan kehadiran Ahok jika menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina.
Dampak yang paling besar dirasakan oleh Presiden Joko Widodo jika menyetujui Ahok menjadi Dirut di perusahaan BUMN.
"Nah itu kan jadi beban sendiri buat pak Jokowi. Ada problem buat Jokowi kedepan, (kasus) BPK, Sumber Waras soal TransJakarta kemarin itu yang bakal membebankan Pak Jokowi kalau dia masukkan (Ahok) ke dalam Pertamina," kata Peneliti Founding Fathers House, Dian Permata dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (16/11).
Selain itu, citra BUMN sebagai sapi perahpartai politik juga akan kembali menguat jika Ahok menjabat Dirut perusahaan BUMN.
"Dirut BUMN itu kan menjadi sapi perah partai politik, ini menjadi problem gitu. Sudah ada persoalan bahwa BUMN menjadi sapi perah bagi partai politik, sisi lain Ahok juga bawa masalah," tegasnya.
"Artinya kalau ini dibawa ke Pertamina, resistensinya terlalu besar di sisi eksternal dan di sisi internal karena sudah ada penolakan dari karyawan Pertamina," sambungnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ganjar Dilaporkan ke KPK, Hasto: Sebagai Dinamika Pilpres 2024
- Singgung Saling Kunjung Para Elite, LaNyalla Mattalitti: Kok Tidak Ada yang Kunjungi Rakyat?
- Tulisan SBY Soal Proporsional Terbuka Harusnya Jadi Bahan Pertimbangan Hakim MK