PDI Perjuangan segera mengumumkan rekomendasi pasangan bakal calon kepala daerah klaster II pada Pilkada Serentak 2020, Jumat (17/7).
- Ahmad Muzani: Ombudsman Jembatan Pemerintah Tingkatkan Pelayanan Publik
- Prabowo dan Gerindra Seperti Jalankan Politik Oportunis, Pilih Peluang Diendorse Kekuasaan
- Khofifah Minta Warga Jatim Tidak Mudik, Jika Nekat Harus Karantina Mandiri Tanpa Dibiayai Pemerintah
Yang menarik Pilkada Kota Solo dan Pilkada Kota Medan. Sebab di daerah lain diikuti dua keluarga inti Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka (anak) di Pilkada Solo dan M. Bobby Afif Nasution (menantu) di Pilkada Medan.
Pengamat politik dari Sumatera Utara, Shohibul Anshor Siregar mengatakan, penetapan PDIP untuk Solo dan Medan alot karena ada negosiasi antara Jokowi dengan PDIP khususnya sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri. Mengingat, di dua daerah itu, sudah ada jagoan PDIP dari awal.
Kader senior dan militan, plus petahana. Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo untuk Solo, dan Plt. Walikota Medan, Akhyar Nasution untuk Medan.
Menurut Shohibul Anshor, kalau PDIP tidak usung Gibran dan Bobby, tidak bisa dibayangkan pasukan Jokowi dengan pasukan Megawati bertempur di lapangan untuk perebutan jabatan walikota Solo dan Medan. Dan itu sepertinya tidak mungkin terjadi.
"Secara teoritis Jokowi bisa saja memajukan anak dan menantunya tanpa menyertakan PDIP, tetapi itu tak akan dilakukan," katanya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/7).
"Dan negosiasi itulah yang menyebabkan ketertundaan penetapan calon PDIP untuk Medan dan Solo," lanjut Shohibul Anshor menambahkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Berkurban Meski Sedang Haji, Warga Ungkap Keluarga Anies Banyak Tebar Manfaat
- Jokowi Lebih Pilih Berlibur ke Bali Ketimbang Temui Megawati
- Pengurus PPIR Mundur, Berimbas Perolehan Suara Gerindra Ngawi Pada Pemilu 2024