Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus mengerti bahwa kondisi lingkungan di Indonesia masih banyak masalah. Terlebih tata kelola berbagai bisnis di sektor sumber daya alam masih buruk
- Program Makan Siang Gratis Wujud Demokrasi Hadir Sampai ke Piring Rakyat
- Gerakan Ketahanan Pangan, Ratusan Petani Tebu di Madiun Dukung Ganjar Pranowo Presiden 2024
- Pemprov Diminta Mitigasi Untuk Cegah Lonjakan DBD Di Jatim
Hal ini menyusul langkah Kementerian Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang akan menghapus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Kementerian ATR/BPN beralasan jika IMB dan amdal dapat menghambat investasi.
Menurut Muhammad Nur, perubahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang pengecualian kewajiban menyusun Amdal untuk usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di daerah kabupaten dan kota yang telah memiliki rencana detail tata ruang.
Muhammad menambahkan, keberadaan Amdal tetap menjadi kewajiban karena tidak dicantumkan dalam dokumen KLHS atau kajian lingkungan hidup strategis dan RTRWA kabupaten dan kota
"Tidak bisa dihapus wajib Amdal jika UU 32 tahun 2009 tentang PPLH dan turunannya, artinya ada PP dan Permen masih berlaku atau tidak direvisi, karena mandat wajib atau tidak Amdal itu diatur dalam UU 32 Tahun 2009,†bebernya.
Muhammad melanjutkan, jika kebijakan itu tetap diberlakukan, justru akan mempercepat kerusakan lingkungan di Indonesia.
"Mestinya ketika butuh investasi di sektor sumber daya alam, mesti menjaga berbagai regulasi yang sudah ada, sehingga keseimbangan daya dukung dan daya tampung tetap terjadi. Ini tidak sekadar bicara mempersingkat regulasi yang katanya sulit menjadi mudah,†paparnya.
Meskinya, kata Nur, karpet merah yang diberikan Jokowi kepada pengusaha yang bergerak sektor sumber daya alam harus memperkuat berbagai aspek seperti bencana ekologis, daya tampung dan daya dukung.
"Bukan menghilangkan kajian lingkungan yang memuat berbagai aspek sosial, ruang, hutan dan pendekatan teknologi," pungkasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kode Keras Megawati, Tak Mau Pelihara Brutus di Kandang Banteng
- Anies Minta Kader PKS Tak Lupakan Sejarah, Termasuk Presiden Jokowi dengan Infrastrukturnya
- Hadiri Rakerwil PWNU Jatim, Khofifah: Pendidikan Jadi Kunci Memutus Mata Rantai Kemiskinan dan Wujudkan Indonesia Emas 2045