Kemarahan Presiden Joko Widodo terkait penanganan pandemik Covid-19 semakin mengaburkan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) antara presiden dan menteri.
- Partai Buruh Tolak UU Cipta Kerja, Segera Ajukan Judicial Review ke MK
- Waspadai Sel Teroris Ditengah Perang Israel-Palestina, Ketua PCNU Malang Dukung Kebijakan Kepolisian
- Soal Nasib Eril, MUI Jabar Minta Ramalan Paranormal Jangan Didengarkan
"Kinerja menteri apa kinerja presiden?" Tanya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon saat menjadi pembicara ILC bertajuk 'Presiden Marah: Menteri Mana Direshuffle', Selasa malam (30/6).
Pada dasarnya, Fadli mengibaratkan posisi Jokowi sebagai dirijen dalam suatu orkestra. Selaku pimpinan orkestra, harusnya Jokowi bisa mengakomodir menterinya. Terlebih beberapa kali presiden menegaskan bahwa tak ada visi-misi menteri, melainkan hanya ada visi-misi presiden.
"Kalau itu terjadi, siapa yang salah, menteri atau presiden?" kritiknya.
Berbagai hal disinggung presiden saat pidato Sidang Kabinet 18 Juni 2020 lalu yang sukses menyedot perhatian publik.
Kemarahan Jokowi makin menarik perhatian ketika ada ancaman mereshuffle kabinet hingga kemungkinan menghapus sebuah lembaga. Namun bagi Fadli Zon, yang diperlukan dalam menghadapi pandemik Covid-19 adalah masalah kepemimpinan.
"Intinya masalah kepemimpinan. Ketika dihadapkan Covid, dihadapkan national leadership," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DPRD Jatim Ajak Ciptakan Iklim Demokrasi Yang Baik Di Pilkada Serentak 2024
- Kabar MA Bakal Kabulkan PK KSP Moeldoko, SBY ke Kader Demokrat: Kita Berhak Memperjuangkannya
- Ada Aspirasi Kuat dari Internal Demokrta dan Masyarakat agar AHY Jadi Capres 2024