Presiden Joko Widodo telah memanggil Ketua Umum partai koalisi di Istana negara. Dalam pertemuan itu satu partai kaolisi pemerintahan Jokowi yang tidak ada, yakni dari Partai Nasdem.
- Moeldoko Disebut Jenderal Tuna Etika Yang Sibuk Membegal Demokrat Saat Covid Menggila
- Saatnya Tenaga Honorer Disejahterakan
- Airlangga Hartarto Gelar Pertemuan Tertutup dengan Surya Paloh
Demikian pernyataan pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga melansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/5). Bagi Jamiluddin, pertemuan itu bermakna dua hal.
"Pertama, ada kemungkinan Jokowi ingin mereshuffle kabinet. Kemungkinan itu sangat terbuka karena tidak diundangnya Ketum Nasdem," jelas Jamiluddin.
Catatannya, ada kemungkinan Jokowi ingin mereshuffle menteri dari Nasdem. Ketiga menteri dari Nasdem kemungkinan besar akan di-reshuffle.
Lebih lanjut Jamiluddin menjelaskan, ada kemungkinan Jokowi ingin menindaklanjuti rencana koalisi besar. Jokowi tampaknya ingin memastikan ketum koalisi tetap satu komando dalam pencapresan.
"Karena itu, pertemuan dengan ketum koalisi tampaknya ada dua target yang ingin dicapai, yaitu untuk memastikan apakah cukup satu pasangan dari partai koalisi atau perlu dua pasangan," jelas Jamiluddin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik