Presiden Joko Widodo perlu mengganti Menteri BUMN Erick Thohir yang dianggap sibuk pencitraan calon Presiden 2024 ketimbang bekerja menangani pandemi Covid-19.
- Pengurus PPP Bondowoso Diduga Jadi Makelar Mutasi Jabatan, Begini Tanggapan Sekjen
- Dukungan Guru Madrasah Diniyah Perkuat Langkah Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim 2024
- Sebuah Kerugian Bagi Kepala Daerah yang Tidak Ikut Retret di Magelang
“Menteri BUMN Erick Thohir layak di-reshuffle,” kata analis politik dan kebijakan publik Adib Miftahul dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (30/6).
Menurut Adib, sikap dan tindakan Erick sebagai pembantu Presiden tidak beretika. Sebab di tengah semua fokus untuk menangani Covid-19 justru muncul dukungan-dukungan Erick Thohir sebagai Capres 2024.
Meskipun, tambah Adib, dukungan tersebut tidak dalam koordinasi, namun hal tersebut tetaplah tidak beretika.
Selain itu, Adib berpendapat temuan Ombudsman bahwa terdapat 397 komisaris di BUMN rangkap jabatan sejatinya menjadi salah satu hal yang harus menjadi banan pertimbangan Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle.
Padahal, lanjut Adib, gembar gembor Erick soal efisiensi jabatan di BUMN sangat kencang di ruang publik.
Selain sibuk pencitraan, Menteri yang serapan anggaranya rendah juga harus dievaluasi.
Barometer lain bagi Presiden Jokowi dalam mereshuffle adalah menteri yang kerap membuat gaduh. Kata Adib, terdapat dua Menteri yaitu Luhut Binsar Pandjaitan dan Yasona Laolly.
“Indikator Jokowi untuk melakukan reshuffle seharusnya berdasarkan menteri yang tidak becus terkait penanganan Covid-19, Menteri sibuk pencitraan Capres 2024. Menteri suka gaduh dan menteri serapan anggaran rendah,” pungkas Adib.
.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Komunikasi Politik Antara Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo Disambut Baik Relawan
- Anies-Gus Imin Menghormati Undangan Pernikahan Putri HRS, Bukan Pertemuan Politik
- Golkar-PAN Gabung, PKB: Penentuan Capres Sesuai Piagam KKIR Sentul