Media Hongkong, Asia Sentinel, mengakui kesalahan dan meminta maaf atas penayangan berita berjudul "Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy", atau "Pemerintahan SBY: Konspirasi Kriminal Terbesar".
- Berpotensi Tak Netral, Zainal Arifin Mochtar Minta Masyarakat Awasi KPU
- PBNU: Pilkada Yang Menimbulkan Mudharat Perlu Dikaji Ulang
- Presentasi Usulan Pemekaran Dapil, KPU Banyuwangi Bawa Tiga Rancangan ke Tingkat Provinsi
Dalam pernyataannya Asia Sentinel mafhum berita tersebut membuat SBY meradang. Mereka juga mengakui berita telah dihapus dari laman webnya.
Artikel berbahasa Inggris itu (belakangan linknya hilang) segera menjadi kontroversi di Indonesia. Tak ketinggalan berita tersebut jadi rujukan pemberitaan media-media di tanah air.
Kantor Berita Politik RMOL pun mengutip artikel Asia Sentinel ini. Menurut Asia Sentinel, informasi yang disajikan termaktub dalam laporan hasil investigasi bersama setebal 488 halaman yang disusun sebagai gugatan Weston Capital International, ke Mahkamah Agung Mauritius pada pekan lalu.
Menurut Asia Sentinel, berita dibuat berdasarkan analisis forensik yang dikenal sebagai bukti, dan dikompilasi oleh satuan tugas penyidik dan pengacara di Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang, dan sejumlah negara lain.
Redaksi Kantor Berita Politik RMOL memohon maaf karena telah mengutip artikel Media Asing Asia Sentinel tersebut. Dan mencabut link berita berjudul: Asia Sentinel: Pemerintahan Era SBY Cuci Uang Rp 177 Triliun
Sebab, laporan investigasi itu juga dilengkapi 80 halaman afidavit alias keterangan di bawah sumpah, yang menyeret keterlibatan sejumlah lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, dan United Overseas Bank (UOB) Singapura.
Pada laporan investigasi itu, Asia Sentinel mengaku dapat 80 halaman afidavit alias keterangan di bawah sumpah, yang menyeret keterlibatan sejumlah lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, dan United Overseas Bank (UOB) Singapura. [RMOL]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dukung Presiden Jokowi Stop Ekspor Nikel, Ketum PKB: Jangan Takut Digugat WTO!
- Mumpung Elektabilitas Tinggi, Apakah Ganjar Berani Berlabuh ke Partai Lain?
- Atasi Dampak Pandemi, DPRD Jatim Akan Perjuangkan Tambahan Modal Bagi Bank UMKM