Pernyataan Prabowo Subianto kembali menuai polemik karena dinilai memberi angin segar kepada negara luar untuk memindahkan kedutaan besar di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Menyikapi polemik tersebut, mantan kuasa hukum Rizieq Shihab, Kapitra menyarankan agar para ulama yang awalnya mendukung Prabowo untuk evaluasi atau mencabut dukungannya.
"Dari perlakuannya sendiri bisa dilihat bahwa mengarah ke asing. Ini terbiasa ke barat, tidak yakin akan membela Islam," ujar Kapitra seperti dikutip dari kantor berita politik RMOL, Minggu (25/11).
- Defisit Beras di Kota Malang, Daniel Rohi: Alarm Bagi Kedaulatan Pangan Nasional
- Ridwan Kamil Gabung di Golkar, Pengamat: Bagi PKS, Anies Lebih Seksi
- Hadapi Aksi Kudeta, SBY: Selama Hayat Dikandung Badan, Saya Jadi Benteng Siapapun Pengganggu Demokrat
Kapitra menilai pernyataan Prabowo membuktikan lebih mencintai asing atau pro western daripada Islam.
"Prabowo lebih membela barat daripada Islam. Tentunya ini jelas melukai umat Islam. Karena dari kebijakan politik Indonesia sendiri (politik luar negeri) sesuai UUD menolak hal ini karena termasuk bentuk penjajahan," tegas Kapitra.
Dia pun merasa khawatir bila Yerusalem dan Palestina yang menjadi benteng terakhir itu diduduki maka akan berpengaruh ke Mekkah dan Madinah akhirnya merambat ke Jakarta.
"Bisa-bisa Indonesia dikuasai oleh Yahudi sehingga umat Islam harus berjuang untuk menghindari penjajahan ini. Tapi disayangkan, Prabowo yang notabene didukung malah membela penjajah," cetus Kapitra.
Bagi politisi PDIP ini, Prabowo tidak komitmen, berkata membela Palestina tapi melanggar platform bangsa, kebijakan luar negeri Indonesia yang ada di pembukaan UUD.
"Kita meragukan keberpihakannya pada Palestina," demikian Kapitra.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasca Penurunan Banner Dukungan ke Maidi, Kepengurusan DPD Bintang Prabowo 08 Jawa Timur Eko Cs Dibekukan
- Jokowi dan PM Singapura Kecewa pada Myanmar
- Ini Sederet Kebijakan Membingungkan Menteri Jokowi Selama Tangani Covid-19