Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkab Probolinggo Kembali Tambah Gedung Sekolah untuk Rumah Isolasi

Bupati Probolinggo saat melihat rumah isolasi di SMPN 1 Pajarakan. RMOLJatim
Bupati Probolinggo saat melihat rumah isolasi di SMPN 1 Pajarakan. RMOLJatim

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menambah rumah isolasi bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).


Setelah SMPN 1 Dringu, kali ini Pemkab Probolinggo menjadikan SMPN 1 Pajarakan sebagai tempat rumah isolasi bagi masyarakat. Sebagai persiapan itu, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari melakukan peninjauan secara langsung ke SMPN 1 Pajarakan.

"Kami sedang terus berupaya untuk menambah ruang-ruang isolasi terpusat bagi masyarakat dengan posisi Orang Tanpa Gejala (OTG), atau dengan gejala yang sangat ringan yang dimungkinkan untuk tidak perlu terfasilitasi pada layanan kesehatan," kata Bupati Tantri, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (6/7).

Menurut Bupati Tantri, untuk di SMPN 1 Pajarakan disiapkan sekitar 8 ruangan yang masing-masing berisi 6 tempat tidur, sehingga totalnya mencapai 48 tempat tidur.

"Tetapi kita atau lembaga sekolah ini bersama dengan Puskesmas Pajarakan telah siap manakala ada penambahan lagi. Karena infrastrukturnya masih sangat layak untuk ditambah. Artinya, ruangan-ruangan itu masih banyak yang kosong. Kemudian fasilitas lain seperti kamar mandi dan halaman yang luas sehingga dimungkinkan manakala diperlukan bisa ditambah," jelasnya.

Sebenarnya, jelas Bupati Tantri, SMPN 1 Dringu siap untuk dilakukan penambahan ruangan. Tetapi pihaknya ingin menyebar kekuatan itu sehingga petugas atau satgas yang ada tidak terlalu kelelahan untuk proses relaksasi. Oleh karenanya dicoba dialihkan beban itu ke beberapa kecamatan lain.

"Beberapa kecamatan yang sudah siap diantaranya Tongas, Sumberasih, Paiton hingga Kraksaan,  dengan lembaga-lembaganya kita proyeksikan manakala ada kenaikan yang cukup drastis," tegasnya.

Untuk rumah isolasi di tingkat kecamatan ini, tegas Bupati Tantri, pihaknya sudah memerintahkan satgas kecamatan mencoba mencari peluang untuk rumah isolasi di level kecamatan. Namun bukan kemudian melihat per zonasi, tetapi pada kesiapan infrastruktur.

"Lembaga sekolah kita pilih karena infrastruktur yang paling siap. Jadi sudah lengkap ada ruangan yang layak, kamar mandi dan toilet, halaman luas untuk olahraga serta lebih mudah mengatur keamanan untuk alur pasien sehingga menjadi pilihan untuk memanfaatkan lembaga sekolah sebagai rumah isolasi," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news