Kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap para menteri dan kepala daerah terkait belanja impor yang masih tinggi dinilai sarat makna politik.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Kemungkinan besar, kemarahan presiden Jokowi yang disampaikan di depan anak buahnya itu pertanda akan adanya perombakan kabinet atau reshuffle.
"Saya melihatnya kode atau peringatan akan ada reshuffle," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Sabtu (26/3).
Hal itu bukan tanpa alasan. Bila melihat pengalaman, perombakan kabinet di era Presiden Jokowi selalu diawali dengan ketidakpuasan presiden atas kinerja menteri.
"Lihat saja pada reshuffle sebelumnya, Jokowi juga menyentil menteri-menterinya di rakapat kabinet," imbuhnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini meyakini akan terjadi reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
"Namun soal waktunya hanya Jokowi yang tahu," tuturnya.
Menurut Ujang, barangkali Presiden Jokowi sedang cari waktu yang pas untuk melakukan reshuffle kabinet Indonesia Maju.
"Mungkin sebelum Ramadhan, atau di bulan Ramadhan, atau juga mungkin setelah lebaran," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik