Warga miskin di Kabupaten Lamongan Keluhkan beras Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT) Program Kemensos RI kurang berkualitas dengan kualitas rendah.
- Fokus Penurunan Stunting, Pemkab Bondowoso Gandeng Puluhan Perguruan Tinggi
- Kasatlantas Jombang: Intruksi Kapolri Kedepankan Edukasi, Hentikan Tindakan Tilang Manual
- Polres Probolinggo Kirim 7 Santri di Ajang MTQ Kapolda Jatim Cup
Beberapa Kelurga Penerima Manfat (KPM) mengaku pada bulan sebelumnya juga sering menerima beras pecah, berbau tidak sedap dan berkutu. Bahkan ada campuran kerikil batu dengan warna kuning kecoklatan
Terlepas dari itu, beras bantuan yang banyak pecahan (menir) tersebut, kantong saknya polos tidak berlebel apapun dari pihak tertentu, atau logo program sembako (BPNT) seperti di kabupaten lain.
Namun, pemilik agen E-Warung tempat peyaluran Blnansos, mengatakan jika beras tersebut sumbernya dari bulog
Salah seorang Keluarga Penerima Manfaat Karima asal Desa Truni, Kecamatan Babat, Lamongan mengeluhkan, kondisi beras yang tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat tersebut sudah sering terjadi setiap bulannya. Karima dan sejumlah warga Truni sendiri hanya bisa pasrah menerima bantuan beras dari pemerintah tersebut. Kalapun mau mengadu, tidak tahu harus mengadu ke mana.
"Tidak hanya kali ini saja berasnya jelek. Bulan ini dirasa masih mending kalau di bandingkan bulan-bulan sebelumnya. Beras yang diterima pada bulan sebelumnya malah lebih jelek dari pada yang sudah di terima pada setiap bulannya," kata Karima kepada kepada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (3/6)
Karima dan juga anggota keluarga lainnya terpaksa mengkonsumsi beras bantuan dari pemerintah itu, karena keterbatasan ekonomi keluarga. Karima sendiri bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya pas-pas'an.
"Karena sudah dapat bantuan beras, jadi kita tidak perlu beli beras lagi ini saja kita masak, kalau uang hasil bertani kita gunakan untuk kebutuhan lainnya," jelasnya
Hal yang sama di rasakan warga Duriwetan, Kecamatan Meduran Kabupaten Lamongan, Joyo. Menurut dia bantuan beras tersebut berwarna hitam dan kecoklatan dan ada kutunya dan bau asapnya tidak enak.
"Jika dimasak terus gimana rasa nasinya, ya terpaksa kadang beras saya jual dari pada makan beras sudah tidak bergizi," ungkapnya.
Sementara Kadis P3A ( Kadinsos - Red) Kabupaten Lamongan, Moh Kamil mengatakan, jika ada beras kualitas dan komoditi lainya yang buruk, wajib diganti dan tidak boleh dibagikan kepada Keluarga Penerima manfaat (KPM). Sebab, hal tersebut sudah di Instruksikan kepada camat dan pendamping.
Sedangkan Koordinator Daerah ( Korda) Pendamping Penanganan Bantuan sosial Pangan ( BSP) Kabupaten Lamongan yang Populis dengan sebutan Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT), hingga berita ini ditulis, belum bisa dikonfirmasi meski sudah berkali kali dihubungi lewat ponsel gengamnya. Dikonfirmasi via WhatsApp, juga tidak dibalas.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Saat Penyekatan di Tol Ngawi, Polisi Temukan Uang Rp 2,1 Miliar
- Sering Ngamuk, Buaya Rawa Sepanjang Tiga Meter Dievakuasi dari Rumah di Wonokusumo
- Gandeng Telkomsel, Pemprov Jatim Bagikan Paket Internet Gratis Untuk SMA/SMK