Kemarau yang masih berlangsung hingga Oktober berakibat krisis air bersih. Sedikitnya ada 11 desa di tiga kecamatan Kabupaten Blitar. Bukan tidak mungkin krisis air menjalar ke desa yang lain jika bulan ini belum turun hujan.
- Bulan Ramadan, Eskalasi Gangguan Kamtibmas di Kota Surabaya Menurun
- Kunjungi Jember, Gubernur Khofifah Pantau Langsung Vaksinasi Pelajar
- Zona Rawan Sedang, Pilkada Blitar Wajib Jaga Protokol Kesehatan
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air untuk minum dan memasak, pihak BPBD dan PMI Kabupaten Blitar mengirimkan air (droping air bersih) ke desa yang krisis air. Dropping dilakukan secara bergiliran.
BPBD menyiapkan dua truk tangki dan PMI Kabupaten Blitar satu truk tangki masing-masing berkapasitas 6.000 liter.
Dalam satu hari biasanya 30 ribu liter air bersih didistribusikan secara gratis kepada warga yang membutuhkan.
"Pada dasarnya air ini diberikan pada warga miskin. Namun bagi warga yang mampu diharapkan beli sendiri, ini air bersih ini untuk warga miskin," tegas Heru.
Di Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, krisis air sudah terjadi sejak empat bulan lalu. Sumber-sumber air yang selama ini dihandalkan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mampet. Akibatnya saluran pipanisasi yang sudah terpasang ke rumah warga juga tidak dapat meneteskan air.
"Sudah empat bulan tidak ada air, hanya mengandalkan air kiriman," tungkas Sariono (60) warga Desa Kalitengah.
Tidak jarang Sariono dan warga Desa Kalitengah yang lainya harus membeli air, jika air simpanannya habis. Biasanya Sariono membeli dengan harga Rp 5.500 untuk 20 liter air.[rob/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pacu Semangat 3.942 Wisudawan Tahfidz Lamongan, Gubernur Khofifah Dorong Diversifikasi Profesi Dari Kalangan Hafidz dan Hafidzhoh
- Uji Coba Rampung, GeNose Siap Dipakai Di Bandara
- Terima Aduan Status Tanah Wonokusumo, Wali Kota Eri Belum Berani Ambil Keputusan