Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengingatkan komunikasi guru dengan orangtua agar dapat terjalin secara intensif.
- Harga BBM Naik, Demokrat: Pemerintah Hanya Bisa Membebani Masyarakat
- Ajakan Megawati Pilih Pemimpin Mirip Jokowi Mengarah ke Puan dan Ganjar
- Bawa Poster dan Anak, Juni Rahmawati Tagih Upah ke Bupati Blitar Saat Menyusun LHKPN Jelang Pilkada 2020 Silam
Orangtua memiliki peran sentral dalam penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Maka, sudah semestinya orangtua dan guru saling meningkatkan komunikasi agar program PJJ berjalan baik di masa pandemik ini.
“Komunikasi antar guru dan orang tua harus ditingkatkan, agar guru dapat mengerti bagaimana keadaan orangtua di rumah. Karena keadaan setiap keluarga berbeda-beda, maka tidak bisa disamaratakan. Bisa ada kebijakan-kebijakan khusus dari sekolah bagi keluarga-keluarga yang memang membutuhkan,” jelas Hetifah dalam keterangannya, Senin (13/7) dikutip dari siaran pada laman resmi DPR RI.
Memasuki tahun ajaran baru yang dimulai pada Senin 13 Juni, politisi dari Partai Golkar ini memberikan semangat kepada semua orangtua murid dalam mendampingi anak-anaknya selama PJJ.
“Kepada para orangtua murid, saya tahu ini masa-masa yang sulit. Saya harap ini tidak terlalu menjadi beban mental untuk mencapai target-target tertentu. Kesehatan fisik maupun psikologis orangtua dan anak di masa sulit ini adalah yang paling utama,” ujarnya.
Bukan tidak mungkin orangtua menemui kendala-kendala selama PJJ, maka ia berpesan jika ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi orangtua selama menjalani PJJ, sebaiknya dikomunikasikan kepada pihak sekolah. Masa PJJ menjadi kian panjang karena wabah virus corona yang belum mereda.
Hetifah berharap pihak sekolah telah lebih siap untuk melaksanakan PJJ ini dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya.
“Beberapa bulan ini kita semua sudah sama-sama beradaptasi, contohnya dengan penggunaan teknologi. Saya harap sekolah dan guru dapat mulai menggunakan platform-platform pembelajaran yang ada, karena berdasarkan survei banyak yang masih belum digunakan. Padahal itu sangat bermanfaat dan membantu proses pembelajaran,” jelasnya.
Karena sistem belajar yang berbeda, membuat tahun ajaran baru ini berbeda dari tahun-tahun ajaran sebelumnya. Hetifah mengatakan, persiapan dan target-targetnya juga berbeda.
“Jangan disamakan seperti saat kita dalam keadaan normal,” ujarnya, sambil mengingatkan pula untuk para guru agar tidak membebani orangtua dan siswa dalam mencapai target-target yang sulit dicapai dengan sistem PJJ.
Menurutnya, guru bisa memilah mana kompetensi yang benar-benar harus dicapai siswa, mana yang bisa dikesampingkan dulu.
“Kemendikbud, saya harap bisa segera meluncurkan kurikulum darurat yang katanya sedang disusun, agar guru-guru seluruh Indonesia memiliki acuan yang sama dalam pemangkasan tersebut,” demikian Hetifah seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menlu Retno Sarankan OKI Bersatu Demi Kemerdekaan Palestina
- Menteri-menteri Nonparpol Diyakini Akan Jadi Korban Reshuffle
- BIN Diminta Turun Tangan Ungkap Dalang dan Motif Isu Penundaan Pemilu