Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan buku panduan Protokol Kesehatan (Prokes) Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) even beberapa waktu yang lalu.
- Geliatkan Pasar Takjil Ramadan, Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Ngerandu Buko
- Pemkab Lamongan Pastikan Kenyamanan Mudik Lebaran Idul Fitri 2022
- Lelang Jabatan Sekdakab Mojokerto Sepi Peminat
Buku panduan prokes yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional prosedur (SOP) ini menjadi angin segar bagi penyelenggara even seperti Jazz Gunung Indonesia dan Jember Fashion Carnaval (JFC).
"Ini buku panduan ketika akan membuat event. SOP ini menjadi keharusan yang diikuti penyelenggara event agar kegiatan itu tetap mengutamakan protokol kesehatan," tutur Koordinator Strategi Daerah Kemenparekraf, Hafiz Agung Rivai, dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat menggelar konferensi pers di Surabaya, Rabu (3/11).
Hafiz menjelaskan, CHSE ini memberikan sertifikat kepada pelaku dunia pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lainnya.
"Melalui CHSE ini, kami memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan," katanya.
Dikonfirmasi apakah buku panduan CHSE even ini juga berlaku pada daerah PPKM level tiga, Hafiz menjawab bahwa pihaknya tetap mengacu pada Inmendagri bagi daerah atau wilayah yang berstatus PPKM level tiga.
"Bukan berarti tidak boleh menyelenggarakan even, namun daerah PPKM level tiga boleh digelar secara online atau hybrid dengan mengacu pada Inmendagri. Sedangkan PPKM level satu boleh menyelenggarakan even secara live atau langsung," ucapnya.
Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indayatmo menambahkan, buku panduan CHSE even ini merupakan pegangan bagi penyelenggara event untuk menghindari resiko terciptanya klaster baru.
"Kami ini orang nekat, tapi berkat adanya buku ini kenekatan kita tidak sampai melampaui batas, jadi even kami ini masih terselamatkan karena buku ini," katanya.
Bagas menceritakan, event Jazz Gunung Bromo yang dihelat pada 25 September 2021 lalu sukses terselenggara dengan zero insiden Covid-19 karena berpedoman pada buku panduan CHSE even ini.
"Semua yang terlibat dalam even mulai dari pemain sampai penonton saya pastikan telah menjalani vaksin semua, meskipun ada yang baru satu kali. Penonton juga dilakukan swab antigen sebelum masuk, bagi penyanyi dan pemain musik juga dilakukan swab PCR," ucapnya.
Bagas menegaskan, pihaknya selama dua minggu setelah even tetap mamantau keadaan semua orang yang terlibat dalam pagelaran tersebut. "Kami memastikan tidak terjadi klaster baru pada even Jazz Gunung Bromo dan alhamdulillah semua dalam keadaan baik-baik saja," ujarnya.
Sementara itu, Even Director Jember Fashion Carnaval (JFC), David Susilo mengungkapkan, dengan adanya buku panduan CHSE even ini maka pelaksanaan prokes dan batasan ketat menjadi keharusan.
"Buku panduan prokes CHSE even ini bisa mengoptimalkan peranan pemerintah daerah untuk mendorong kegiatan even sehingga mendongkrak ekonomi pariwisata. Pemerintah daerah harus hadir, mendongkrak potensi ekonomi wisata,” ucap David.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jembatan Mojopurno Dibangun Ulang Gunakan Dana Belanja Tidak Terduga Sebesar Rp 2,4 Miliar
- TNI AL Gelar Bakti Sosial untuk Warga Bawean, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Infrastruktur Jadi Prioritas
- BLT Minyak Goreng Disalurkan, Wali Kota Eri Cahyadi Minta Agar Dimanfaatkan untuk Kebutuhan Pokok