Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) semakin gencar menciptakan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur.
- Pertamina Turunkan Harga Pertamax, Ini Rinciannya
- Jamin Harga Petani, Mendag Lutfi: Rencana Impor Beras Strategi Stabilkan Harga
- Blusukan Pasar di Papua, Sri Untari Dekopin Ingin Bantu Sejahterakan Mama-Mama Papua
"Diharapkan dengan progam ini dapat menumbuhkan pionir-pionir wirausaha yang berasal dari santri, alumni santri ataupun masyarakat sekitar Ponpes,†kata Dirjen IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih saat di Sidoarjo seperti dikutip Kantor Berita , Senin (23/9).
Gati menjelaskan, Ponpes merupakan wilayah pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama dan moralitas, namun juga pendidikan formal sampai dengan pendidikan kewirausahaan. Disamping itu, ponpes memiliki peran sebagai "Agent Of Development" yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bentuk pembinaan yang dilakukan berupa bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan perbengkelan roda dua.
"Adanya unit pendidikan SMK dalam naungan Yayasan Ponpes Al Mujahidi ini mendasari kami memberikan pembinaan di sektor perbengkelan roda dua. Santri di ponpes ini sudah memiliki dasar dalam perbengkelan otomotif dimana selanjutnya kami berikan stimulus agar dapat menjadi wirausaha baru," tegasnya.
Lebih lanjut Gati menjelaskan, peserta bimbingan teknis sebanyak 20 santri ponpes dimana diharapkan menjadi wirausaha baru yang mandiri dan jadi pionir bagi santri lainnya untuk maju menjadi pengusaha. Mereka dilatih selama 4 hari tentang skill perbengkelan roda dua dan kewirausahaan.
Fasilitasi mesin/peralatan diberikan kepada ponpes dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi ponpes sebagai unit bisnis baru dari ponpes. Adapun bantuan mesin yang diberikan berupa kompresor, scanner injection, mesin nitrogen, bike lift, mesin pembuka ban dan tool set drawer masing-masing dua unit.
Saat ini Ditjen IKMA terus terlibat aktif dalam menumbuhkan santripreneur. Data yang dihimpun menyebutkan selama periode 2013 hingga tahun 2018, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 34 pondok pesantren dengan lebih dari 3.815 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.
"Kami yakin upaya ini juga sekaligus membantu pemerintah pusat dalam menumbuhkan perekonomian daerah maupun nasional. Sebab jika dilihat dari potensi santri di Indonesia ada sekitar 4 jutaan santri," urainya.[sp/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dengan Green Strategy, PLN Menuju Transisi Energi Baru Terbarukan
- Selama LIbur Lebaran, Bank BTN Siapkan Uang Tunai Rp20,89 Triliun
- Bank Jatim Serahkan Satu Unit Armada Bus Ke Untag Surabaya