Sinyal bergabungnya Partai Gerindra ke dalam koalisi partai pendukung Joko Widodo semakin kuat. Tentu saja, ada keuntungan yang bisa didapat Jokowi dengan mengajak Gerindra gabung dengan koalisi.
- Pemerintah Beri Bantuan Dana Parpol ke PDIP Sebesar Rp 28 Miliar
- Survei ARCI Pilwali Surabaya 2024: Eri Cahyadi 29,5%, Armuji 15,2, Bayu Airlangga 13,5%
- Soroti Jalan Berdebu di Mayjend Sungkono, Komisi C DPRD Surabaya Ingatkan Soal Potensi Jalan Licin saat Hujan Turun
Sinyal ini semakin kuat setelah Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Senayan, dua pekan silam.
Usai pertemuan itu, Prabowo menyambangi kediaman Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Seperti diketahui, Megawati adalah pendukung utama Jokowi.
Menurut pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, manuver yang dilakukan para elite politik ini melahirkan sejumlah pertanyaan. Terutama karena koalisi pemerintah saat ini sudah cukup besar dan bahkan memegang kendali mayoritas suara di Parlemen.
"Untuk apa sih Pak Jokowi harus menambah koalisi lagi? Itu menjadi pertanyaan dasar," ujar Pangi kepada Kantor Berita RMOL, Minggu (28/7).
Pangi pun mencoba menganalisis. Dia menyebut tidak mungkin Jokowi dengan koalisinya mengajak Partai Gerindra untuk bergabung, tanpa mempertimbangkan untung dan rugi.
Penilaian Pangi, ada satu keuntungan yang bisa didapat Jokowi dan koalisinya jika Gerindra bergabung. Saat Gerindra gabung, semua kebijakan Jokowi di pemerintahan akan berjalan mulus untuk mendapat persetujuan dari Parlemen.
"Supaya tidak diganggu, tidak direcoki. Supaya pemerintahan ini berjalan dengan mulus di Parlemen," tukasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Masa Pendaftaran Ditutup, Pilgub Jatim 2024 Tanpa Calon Independen
- Profesor Megawati: Apa Benar Kita Dijajah 350 Tahun?
- Seorang Warga Korsel Membelot Ke Korut Lewat Perbatasan Militer di Tahun Baru