Kiat Nakes di Jombang Sukseskan Vaksinasi Door To Door

Vaksinasi door to door di Desa Cukir/RMOLJatim
Vaksinasi door to door di Desa Cukir/RMOLJatim

Berbagai cara telah dilakukan dalam menangkal penyebaran Covid-19 di Indonesia. Salah satunya yakni dengan melakukan vaksinasi sebagai antisipasi dan mengurangi dampak kematian dari virus yang menjadi ancaman global tersebut.


Selain penerapan protokol kesehatan 5 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi aktifitas diluar), vaksinasi menjadi cara ampuh dalam penanggulangan Covid-19.

Riza Qomarulloh (33), Pria Asal Kecamatan Diwek yang menjadi salah satu petugas vaksinasi di Kabupaten Jombang ini mengaku sangat bahagia menjalani profesinya sebagai tenaga kesehatan (nakes). Dimana peran nakes yang menjadi garda depan penanggulangan Covid-19.

Tangkal secara dini penyebaran Covid-19 sebagai upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah. Dan salah satu ikhtiarnya yaitu dengan cara percepatan program vaksinasi kepada masyarakat untuk menciptakan kekebalan kelompok.

Tentunya berbagai program vaksinasi sudah dilakukan oleh pemerintah mulai vaksinasi yang dilakukan lintas kelompok, vaksinasi desa, penyediaan vaksinasi di puskesmas, vaksinasi melalui media sosial, hingga menjemput bola dengan vaksinasi door to door ke rumah masyarakat.

Meski tidak sedikit masyarakat yang menolak gempuran vaksinasi tersebut, karena kurangnya informasi. Namun, hal demikian bisa diminimalisir dengan cara vaksinasi door to door. Dimana jemput bola petugas vaksin yang langsung ke rumah.

Semangat para petugas inilah yang menjadikan salah satu keberhasilan cakupan vaksinasi di Kabupaten Jombang. Para petugas tak pernah lelah dalam membangun optimisme di masyarakat.

Juga memberikan kesadaran akan pentingnya vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi aktifitas diluar) sebagai upaya penanggulangan terhadap ancaman paparan virus Covid-19.

Salah satunya pengalaman yang dialami oleh Riza Qomarullah, petugas vaksinasi dari Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang ini bercerita tentang pengalaman dilapangan yang pernah ditolak oleh warga ketika melaksanakan vaksinasi door to door.

"Alhamdulillah, ketika dikasih pengetahuan dan sedikit wawasan, masyarakat bisa menerimanya, dan langsung mau disuntik vaksin," katanya, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (14/12).

Petugas vaksinasi asal Desa Cukir ini mengungkapkan dirinya bersama tim kesehatan dan petugas dari tiga pilar (Bhabinkamtimas, Babinsa, Aparatur Pemerintahan) pernah diusir dan dilempar alat dapur saat mendatangi salah satu rumah warga.

"Karena sudah lansia dan mungkin takut juga, pada saat door to door tahap pertama, saya bersama tim pernah dilempari sotil, entong (peralatan dapur)," bebernya saat melaksanakan vaksinasi door to door di Desa Cukir.

Ia mengungkapkan, ada banyak alasan yang ia dapat saat ada warga yang tidak mau divaksin mulai dari takut hingga pergi ke sawah atau pergi setelah ada pemberitahuan besok akan datang kerumah. Namun, setelah didatangi dengan pendekatan kekeluargaan, para lansia dan warga ini mau mengikuti vaksinasi door to door.

"Kita bangun optomisme ke warga dengan memberikan pengetahuan dan wawasan tentang apa itu Covid dan bagaimana cara mencegah juga tentang vaksinasi. Dengan pemahaman yang kita sampaikan, akhirnya beliau-beliau mau di vaksin," tuturnya.

Berbagai alasan itu, kini pudar dengan berbagai informasi yang telah diberikan oleh petugas. Terlebih dengan upaya vaksinasi door to door ini, berbagai alasan itu tidak ada lagi. Sehingga vaksinasi datang langsung kerumah ini menjadi alternatif yang sangat efektif untuk cakupan vaksinasi.

Untuk memaksimalkan jalannya vaksinasi yang merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19, pihaknya berkeliling ke 40 rumah dalam sehari untuk efektifitas vaksinasi door to door tersebut.

"Alhamdulillah, semangat petugas dilapangan ini dibarengi oleh antusiasme warga. Dan ini bentuk ikhtiar agar tidak terserang Corona. Terkadang juga ada sih kesulitan dalam menyakinkan masyarakat agar mau divaksin, namun kita tetap berusaha dan menjalaninya dengan fun (bahagia)," ujarnya.

Demi terlaksananya vaksinasi, pihaknya juga selalu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan. Selain menumbuhkan optimisme perasaan bahagia itu juga berpengaruh terhadap imunitas. Dari rumah ke rumah ia menapakinya dan memberikan pemahaman kepada setiap warga yang tidak mau untuk di vaksin.

"Sikap ceria inilah, yang membuat para lansia dan warga yang enggan divaksin, akhirnya mau mengikuti vaksinasi," tambahnya.

Meski sudah menjalani vaksinasi, dirinya juga menghimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, sehingga ancaman paparan Covid-19 bisa dicegah dan diminimalisir melalui sikap kedisiplinan tersebut.

"Pakai masker, dan vaksinasi," tandas Riza memungkasi ceritanya dalam memotivasi masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news