Politik itu ibarat bola bundar yang terus mengelinding dan berputar ke mana-mana. Tidak ada yang abadi dalam politik. Sebab, sewaktu-waktu bisa berubah dan terbalik arah.
- Paspamwapres Tiba di Jember, 450 Personil Polisi-TNI Dikerahkan Amankan Kunjungan Wapres Ma’ruf Amin
- KPK Usut Dugaan Korupsi Cak Imin, Jerry Massie: Jangan Dimiringkan dengan Narasi Politisasi
- Said Abdullah: PDI Perjuangan Akan Terdepan dalam Membela Anak Yatim
Demikian disampaikan Mohammad Trijanto saat menanggapi kontestasi politik pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Kabupaten Blitar.
Dikatakan Trijanto, saat ini mayoritas masih menungu perkembangan bakal calon bupati (bacabup) dan bakal calon wakil bupati (bacawabup) dari Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP).
“Tapi jangan salah. Sekuat apapun petahana masih bisa dikalahkan,” terang Trijanto yang juga menjadi salah satu calon bupati di Blitar ini pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (14/3).
Saat ini memang tidak semua partai bisa mengusung calon bupati sendiri, kecuali PDIP. Artinya, partai lain butuh koalisi. Karena itu Trijanto mengusulkan adanya koalisi besar jika mau mengalahkan PDIP.
Dia menamai koalisi pelangi. Koalisi ini, lanjutnya, bukan untuk gagah-gagahan. Melainkan koalisi besar dibentuk untuk menghadang fenomena Kabupaten Blitar mengulang calon tunggal seperti Pilkada sebelumnya.
“Intinya kami sepakat bahwa calon tunggal itu kurang berdemokrasi. Bila koalisi pelangi terbentuk, dan semua yang tergabung komitmen dan konsisten. Pasti bisa mengalahkan petahana yang diusung PDIP,” ujarnya.
Apalagi track record petahana yang bakal diusung PDIP, sebut Trijanto, tidak punya legitimasi kuat sebagai pemenang Pilkada Kabupaten Blitar 2015.
“Petahana tidak punya legitimasi pemenang Pilkada. Petahana hanya mendapatkan dukungan kurang dari separo jumlah DPT pada gelaran Pemilukada tahun 2015 kemarin. Raihan suara petahana hanya sekitar 428.075 dari DPT sejumlah sekitar 964.928. Lawan bumbung kosong saja keok, apalagi nanti dapat lawan tangguh yang didukung oleh koalisi pelangi,” celetuk Trijanto.
Trijanto juga membeberkan, koalisi pelangi ini nantinya merupakan gabungan dari sejumlah partai politik.
Saat ini, menurutnya, komunikasi politik dengan sejumlah parpol masih dilakukan dengan intens. Kini hanya tingggal menentukan siapa-siapa figur yang cocok untuk didukung atau diusung.
“Itulah salah satu alasannya kenapa saya belum ambil sikap. Kini masih dibahas bersama. Tunggu saja koalisi pelangi. Bisa merah, kuning, hijau biru, dan lainnya,” ucap aktivis antikorupsi ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasangan Puan-Ganjar, Terkesan Kurang Akur
- Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP Karena Etik
- Eks Ketua DPC Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Bocorkan Kejanggalan KLB Demokrat Abal-abal Usai Terima Uang Rp 100 Juta