Sebagai anggota koalisi baru di pemerintahan Joko Widodo, Partai Amanat Nasional (PAN) sampai saat ini belum mendapatkan jatah kursi kabinet.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Kondisi itu makin diperparah karena dalam waktu dekat Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo tidak akan merombak kabinetnya.
Pengamat politik Iwel Sastra menyarankan pada PAN harus hati-hati dalam menerima tawaran kue politik apa selain kabinet.
"Sebagai partai politik yang memiliki kursi di parlemen apabila bergabung dengan pemerintah kompensasi yang ideal adalah kader PAN menduduki posisi menteri atau setingkat menteri," kata Iwel melansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (11/1).
Iwel menekankan, jika nantinya Presiden Jokowi memberi tawaran Komisaris BUMN, PAN harus menolak. Sebab, tidak sebanding dengan PAN.
"Biasanya jabatan komisaris diberikan kepada para kader partai yang partainya tidak memiliki kursi di parlemen," pungkasnya.
Dalam situasi seperti saat ini, Iwel menyarankan PAN agar tetap bertahan di koalisi pemerintahan Jokowi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik