Sejumlah kepingan dari KRI Nanggala 402 yang bermunculan di perairan utara Pulau Bali mengindikasikan sejumlah hal. Salah satunya dugaan bahwa kapal mengalami tekanan atau retakan sehingga komponen-komponen tersebut terangkat keluar.
- Pembangunan Saluran Petemon Ditargetkan Selesai Akhir November 2024
- Gelapkan Sertifikat Tanah Milik Tetangga, Ibu Rumah Tangga Diamankan Polisi
- Semakin Intens, Pemkot Surabaya Swab Pegawai Salon hingga Klinik Kecantikan di Mall
“Ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan," ujar KSAL Laksamana Yudo Margono, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, saat jumpa pers di Bali, Sabtu (24/4).
Meski demikian, Yudo turut mengurai adanya potensi bagian yang tidak kemasukan air saat keretakan terjadi pada KRI Nanggala 402.
"Kemungkinan air masuk ada, tapi kemungkinan juga ada bagian kabin-kabin yang tidak bisa masuk di situ," tegasnya.
Dia mengurai bahwa sebuah kapal selam terdiri dari bagian-bagian yang bersekat penutup. Artinya, bila sekat ditutup, maka ada kemungkinan air tidak dapat masuk.
"Karena di dalam kapal selam juga ada sekat-sekatnya. Apabila itu ditutup, itu bisa air tidak masuk. Itu juga ada kemungkinan-kemungkinan seperti itu," tuturnya.
KRI Nanggala 402 sendiri resmi dinyatakan tenggelam setelah hilang kontak dalam latihan penembakan torpedo pada Rabu (21/4) dinihari.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Manfaatkan TKD Pemdes Yosowilangun Mampu Tarik Investor Bangun Sport Center Terpadu Bernilai Rp 7 Miliar
- Upacara HUT Ke-77 Kemerdekaan RI di Grahadi, 1.250 Masyarakat Akui Bangga Jadi Tamu Khusus Gubernur Khofifah
- 36 Anak di Surabaya Terpapar Covid-19 Disebabkan Orang Tua Abai Prokes