Penembakan empat ruangan kerja anggota DPR di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, diduga bukan disebabkan peluru nyasar.
- 2 Bapaslon Bupati-Wakil Bupati Jember 2024 Kembali Serahkan Perbaikan Berkas Pencalonan
- Diberhentikan dari Ketua DPC Partai Demokrat Jember, Tri Sandi Minta Maaf
- Jokowi Cabut Saja Aturan Pelarangan Jilbab Paskibraka
"Setiap penembak selalu mengarahkan senjata ke depan, bukan ke atas (gedung). Kalau peluru nyasar atau meleset biasanya ke kanan atau kiri sasaran. Itu diduga unsur sengaja,†sebut laporan tersebut.
Sebaliknya apabila senjata ditembakkan ke atas, itu namanya peluru parabol. Artinya peluru tersebut memang ditembakkan ke udara hingga batas ketinggian maksimal. Lalu proyektilnya menukik ke bawah.
Laporan tersebut juga menjelaskan soal peluru rekoset alias peluru yang memantul setelah ditembakkan ke arah objek atau benda keras yang tidak tertembus peluru. Namun demikian, peluru rekoset ketika mengenai sasaran biasanya kondisinya tidak utuh lagi.
"Peluru rekoset tidak utuh. Peluru rekoset pecahannya miring. Sedangkan dilihat dari peluru yang menembus ruang kerja anggota DPR, itu peluru utuh alias asli. Kalau rekoset ada bekas tembakan utamanya, ini kan tidak ada, hanya satu titik saja. Diduga tembakan sengaja diarahkan ke atas,†demikian laporan intelijen.
Seperti diberitakan, sebanyak empat kali penembakan terjadi di ruang kerja anggota DPR. Penembakan pertama terjadi Senin (15/10) di ruang kerja anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Wenny Warouw di lantai 16 dan anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Bambang Heri di lantai 13.
Pada Rabu (17/10), penembakan kembali terulang di ruang kerja anggota Fraksi Demokrat Vivi Sumantri di lantai 10 dan ruang kerja anggota Fraksi PAN, Totok Daryanto di lantai 20.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jaga Marwah Jokowi, Kapolri Diyakini Tidak Main-main Ungkap Kasus Kematian Brigadir J
- Menyusul Adanya Desakan MLB, Muhaimin Diminta Jalankan AD/ART Demi Iklim Kondusifitas Kader
- Sudah Deklarasi Dukung Prabowo, Gerindra Yakin PBB Tak Akan Berpaling