Pencomotan Ma’ruf Amin sebagai Cawapres merupakan cara yang kasar. Sejak era presiden sebelumnya, yang namanya NU sebagai ormas keagamaan sangat dihargai dan dihormati. Tapi, tidak untuk saat ini.
- Usai Ditetapkan Jadi Cabup, Gus Ali Makki Analogikan Pilkada Banyuwangi Ibarat Pertandingan Sepakbola
- Rocky Gerung Ragu Ganjar akan Menang Jika Tidak Diusung PDIP, Hendrawan: Jangan Ditelan Mentah-mentah
- Angelina Sondakh Bebas Bulan Ini
Menurut Cak Anam panggilan akrab Choirul Anam, dampak dari pencomotan Ma’ruf Amin sangat besar. Sebab sampai saat ini pimpinan tertinggi NU (Rais Aam) menjadi kosong melompong. Posisi Ma’ruf Amin ‘ditukartempatkan’ menjadi Musytasar (penasehat PBNU).
"Memang, Kang Said (Kiai Said Aqil Siroj) mencoba mengangkat Wakil Rais Aam (KH Miftakhul Akhyar) menjadi Pejabat Rais Aam. Tapi itu tidak ada aturannya dalam AD/ART NU. Tidak ada pasal yang membolehkan Wakil Rais Aam menggantikan Rais Aam yang tukar tempat ke Musyatasar,†jelas mantan Ketua GP Ansor Jatim ini.
Cak Anam mencontohkan, posisi Rais Aam bisa diganti jika berhalangan tetap. Artinya yang bersangkutan meninggal dunia, seperti yang terjadi di zaman Rais Aam KH Bishri Syansuri dan Rais Aam KH Sahal Mahfud.
"Jadi, kalau sekarang Kiai Mif diangkat menjadi Pejabat Rais Aam, itu sama halnya mengakali aturan yang tertera dalam ‘kitab suci’ jam’iyah NU,†urainya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bupati Situbondo Terpilih Ikuti Rakor Persiapan Pelantikan
- Sandiaga Uno Potensial Didukung Milenial, Suara PPP Bisa Terkerek Signifikan
- Prabowo Gandeng Cak Imin, Komunikolog: Langkah Cerdas