Ma'ruf Amin mengaku awalnya tidak mau menjadi pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019.
- Khofifah Santer Jadi Bacawapres Prabowo, Gerindra: Hubungan Keduanya Baik
- Kampanye Eri-Armuji, PDIP Surabaya Bentuk Satgas Penegak Disiplin Protokol Kesehatan
- Calon Bupati Ngawi Sampaikan Visi dan Misi
Namun Ma'ruf mengaku saat itu banyak dorongan untuk maju menjadi calon pendamping petahana, terutama dari kalangan ulama.
"Didorong oleh banyak pihak, oleh banyak ulama," katanya.
Ma'ruf juga menampik jika dikatakan dirinya terlalu tua untuk ikut dalam kontestasi Pilpres 2019.
"Data WHO umur-umur tua itu katanya dari mulai dari 80 sampai 100 tahun, kalau saya masih setengah baya. Saya belum tua sebenarnya, baru setengah baya," jelasnya.
Dia pun membandingkan usianya dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang sudah berusia 93 tahun.
"Mahathir saja masih siap menjadi perdana menteri, saya yang masih lebih muda harus siap jadi wakil presiden. Mudah-mudahan bisa bertugas dan membangun, menyiapkan, menguatkan, membuat landasan yang kuat supaya 2024 (Indonesia) bisa lepas landas," papar Kiai Ma'ruf.
Adapun, buku Arus Baru Ekonomi Indonesia sendiri merupakan berisi pemikiran-pemikiran dari Kiai Ma'ruf.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menag Yaqut Mangkir Panggilan Pansus Haji, Lebih Pentingkan Fashion Week di Italia
- Tiga Hal ini Harus Dipenuhi Jenderal Andika Jika Mau Nyapres 2024
- Kapolri Dukung Mentan Capai Swasembada Beras