Aksi radikalisme dengan cara bom bunuh diri kembali terjadi di wilayah Sumatera Utara dengan mengincar Mapolrestabes Medan, Rabu pagi (13/11).
- Terlihat pada Debat Perdana, Program Anti Korupsi Ketiga Capres Tentukan Nasib KPK
- Kasus Jamaah Umroh Jember Terlantar Naik ke Tingkat Penyidikan
- Uang Deposito Tak Bisa Dicairkan, 14 Nasabah Lapor Polda Jatim
"Radikal itu kan ada tingkatan. Pertama menganggap orang lain musuh, kedua melakukan pengeboman teror, lalu ketiga adu wacana tentang ideologi. Ini sekarang sudah masuk yang kedua, yakni teror. Jihadis namanya kalau dalam bahasa yang populer, nah itu harus ditindak," ungkap Mahfud di acara Rakorpimnas yang digelar Kemendagri, SICC, Sentul, Rabu (13/11).
Dia menerangkan telah berdiskusi dan bekerjasama dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk melakukan proses identifikasi pelaku yang diduga mengenakan jaket ojol dan juga penyelidikan mengenai motivasi pelaku melakukan pengeboman.
"Ini jadi pintu masuk untuk ambil jaringannya. Kayak di Jawa Barat, yang (serang) Pak Wiranto itu kan sudah lama (pelakunya), tapi bagaimana cara mengambilnya. Ini pelanggaran HAM kalau sembarang ambil. Begitu ada peristiwa, ambil seluruhnya sampai 51 orang," ujarnya.
Mantan Ketua MK tersebut juga menambahkan akan mengerahkan aparat keamanan untuk mencari jaringan teror bom di wilayah Medan.
"Di Medan jaringannya harus dicari. Bukan hanya satu korban dan mencari yang satu itu. Dan itu tugas negara untuk hadir di situ," tandasnya, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- 15 Bulan Laporkan Dugaan Penggelapan, Mety Oesman Keluhkan Kinerja Penyidik Polsek Mulyorejo
- Bupati Bangkalan Akhirnya Ditangkap KPK Usai 2 Bulan Sandang Status Tersangka
- Terlibat Pembunuh Brigadir J, Istri Sambo Ditetapkan Tersangka