Kabar Presiden Joko Widodo ingin mengganti Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dengan Marsekal Hadi Tjahjanto, sebenarnya tidak menjadi persoalan meski posisi Mahfud MD merupakan kader senior Nahdlatul Ulama dan Presidium Nasional KAHMI.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Dikatakan Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago, Mahfud MD tidak punya pengaruh politik yang cukup kuat baik di NU ataupun KAHMI.
"Saya lihat tidak terlalu kuat linkage Mahfud di NU dan KAHMI," kata Pangi Syarwi Chaniago dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (15/10).
Apalagi, kata Pangi, dalam survei terbaru Voxpol Center, kinerja Mahfud masih belum bisa dikatakan memuaskan berdasarkan pada penilaian publik.
"Karena selama ini kerja Mahfud dalam hasil riset survei Voxpol juga belum maksimal dan memuaskan dalam hal ini pada posisi sebagai Menko Polhukam," terangnya.
Lebih penting lagi, lanjutnya, persoalan reshuffle adalah hak prerogatif Presiden Jokowi dan tidak bisa diintervensi oleh siapapun.
"Apalagi kursi menteri hak prerogatif presiden, mau diganti atau tidak itu hak presiden," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rangkap Jabatan Komisaris BUMN Menimbulkan Kolusi dan Merugikan
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo