Masyarakat jangan hanya menjadi komoditas politik dalam pesta demokrasi. Khususnya kaum marginal. Mereka harus berpolitik dan menjadi pemain dalam kontestan pemilu. Namun jika kaum marginal hanya menerima money politik maka kaum marginal tidak akan bisa merubah nasibnya.
- DKPP Periksa Bawaslu Jatim dan Bawaslu Surabaya Atas Dugaan Laporan Caleg
- KPU Tetapkan 10 Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Lolos Parlemen
- Ormas-ormas Di Kota Probolinggo Siap Dukung Amin Ina Dalam Pilwali 2024
"Kaum marginal buruh, tani, tukang becak, jukir, kuli pasar dan lain lain, jangan jadi komoditas politik. Kaum marginal harus berpolitik dan harus jadi pemain dalam kontestan pemilu. Jika kaum marginal hanya menerima money politik maka kaum marginal tidak akan bisa merubah nasibnya," kata Aris Budiono, Caleg partai Nasdem dapil Madiun 3 kota Madiun kepada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (25/1).
Aris yang juga merupakan ketua Serikat Buruh Madiun Raya (SBMR) ini juga menerangkan bagaimana money politik merusak tatanan alam demokrasi. Padahal awal mula demokrasi sesungguhnya bertujuan untuk kebaikan bagi semua rakyat, tapi kini menjadi sebuah alat untuk mencapai kepentingan pribadi bahkan memperkaya diri.
"Kalau berbicara terkait money politik ini yang sesungguhnya merusak demokrasi. Padahal demokrasi sesungguhnya bertujuan untuk kebaikan bagi semua rakyat, tapi kini menjadi sebuah alat untuk mencapai kepentingan pribadi bahkan memperkaya diri," ungkap Aris.
Dirinya juga meminta masyarakat agar tidak bersikap apatis terhadap politik. Jika apatis maka rawan menjadi sasaran tembak bagi orang-orang pragmatis dan bermodal yang ingin berkuasa. Akibatnya adalah seperti yang diungkapkan oleh Bertolt Brecht pelacuran, korupsi dan sebagainya dan ini adalah kejahatan kemanusiaan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DKPP Periksa Bawaslu Jatim dan Bawaslu Surabaya Atas Dugaan Laporan Caleg
- KPU Tetapkan 10 Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Lolos Parlemen
- Ormas-ormas Di Kota Probolinggo Siap Dukung Amin Ina Dalam Pilwali 2024