Masyarakat Lamongan Tolak Pembangunan Rumah Sakit Covid-19

Baca Juga

Pembangunan Rumah Sakit Covid-19 oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan mendapatkan penolakan dari warga. Padahal pembangunan rumah sakit untuk penanganan COVID-19 di Jalan Kusuma Bangsa, Kelurahan Tumenggungan Baru tersebut, sudah proses pengurukan lahan. Nursalim, salah satu ketua RT di Kelurahan Tumenggungan Baru menyebutkan pihak Pemkab Lamongan sampai saat ini tidak pernah sosialisasi baik di tingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten. "Sehingga masyarakat banyak yang bertanya-tanya," kata Nursalim usai meyerahkan bantuan sembako kepada pengurus makam di Kota Lamongan, Selasa (28/4). Nursalim menilai Pemkab Lamongan tidak memiliki skema perencanaan yang jelas dalam penanganan pandemi Covid-19 termasuk pembangunan rumah sakit Covid-19. "Meski keadaannya emergency, tetapi caranya tidak harus seperti ini pemkab itu," ujar pria yang juga salah satu presedium Jaringan Masyarakat Lamongan (JAMAL). Dia menyesalkan pembangunan rumah sakit Covid-19 lokasinya berada di tengah kota. Padahal aset tanah milik Pemkab Lamongan sendiri juga banyak dan ada dimana-mana. "Kalau toh dibangun di luar Kecamatan Kota kan juga bisa pengembangan wilayah perkotaan agar tidak mulek (berputar) di wilayah kota saja,” ungkapnya. "Ketakutan warga terhadap virus itu sendiri, apalagi ada pembangunan rumah sakit darurat Covid-19 keberadaannya dekat dengan pemukiman warga," tandasnya. Terpisah, Kabag Protokol dan Komunikasi antar OPD Pemkab Lamongan, Arif Bachtiar membenarkan terkait proyek pembangunan rumah sakit Covid-19 oleh Pemkab telah disetujui dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Proyek pembangunan rumah sakit dengan kapasitas 75 bed tersebut dikerjakan kontraktor PT Wika Gedung menggunakan teknologi modular. "Pembangunannya seperti rumah sakit Covid-19 di Pulau Galang, dan targetnya satu bulan selesai," jelasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news

BERITA LAINNYA