Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu mengungkapkan hasil Operasi Patuh Semeru (OPS) 2019 selama 14 hari, mulai 29 Agustus hingga 11 September. Berdasarkan data, jumlah pelanggaran mengalami kenaikkan dibanding tahun sebelumnya.
- PT Jasa Web Indonesia Berikan 1000 Website Gratis untuk Organisasi Non-Profit
- Angka Kematian Covid-19 Melonjak, Bupati Ngawi Akan Optimalkan Lembaga Kuratif
- Bus Mutiara Express Manjakan Penumpang, Ini Fasilitas Keunggulannya
"Memang salah satu target kita adalah melakukan penindakan pada jam-jam tertentu yang kita lihat bahwa pada jam itu justru anak-anak di bawah umur mengendarai kendaraannya. Padahal belum saatnya mengendara sendiri,†terang Pranatal pada Kantor Berita , Kamis, (12/9).
Disebutkan jumlah pelanggar anak dibawah umur yang mayoritas pelajar totalnya mencapai 1.970 kasus atau 49,53 persen dari total penindakan tilang.
Kasus kedua paling banyak ditindak selama operasi adalah terkait kepatuhan menggunakan helm berstandar SNI. Menurutnya ada sekitar 206 kasus dimana pengendara tidak mengenakan helm SNI pada 2019.
Pranatal berharap, digelarnya Operasi Patuh Semeru ini bisa berdampak pada kebiasaan masyarakat dalam berlalu lintas. Kedepanya bisa meningkatkan kesadaran berkendara dan berlalu lintas, yang ujungnya bisa berpengaruh pula pada meningkatnya tingkat keselamatan.
"Dengan angka pelanggaran yang dilakukan adik-adik kita ini tercatat luar biasa banyaknya. Mereka masih dibawah umur maka peran orang tua dirumah maupun guru disekolah untuk memberikan pencerahan jangan sampai mereka berkendara sebelum waktunya,†pungkasnya.[pr/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ribuan KPM di Kota Kediri Terima Bantuan Kartu Sembako Susulan
- Dua Artwear Karya UMKM Binaan Petrokimia Gresik Dipamerkan di Jember Fashion Carnaval 2024
- Terjadi Kesalahan Penyaluran KKS, Begini Jawaban TKSK Tamanan Bondowoso