Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI), menerjunkan sejumlah stafnya untuk sosialisasi mitigasi bencana. Ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi potensi terburuk gempa 8,7 SR dan tsunami 29 Meter yang diprediksi dapat terjadi di pesisir Jawa Timur.
- Bupati Mundjidah: Sesuai Paparan MenPan RB Reformasi Birokrasi Harus Bergerak Cepat
- Capai 90 Persen, Mas Dhito Targetkan PTSL Lengkap 2025
- Wujudkan Kedaulatan Pangan, Gubernur Khofifah Minta HKTI Dorong Produktivitas dan Kesejahteraan Petani
Menteri Sosial, Tri Rismaharini alias Risma mengaku telah menerjunkan stafnya untuk berkeliling melakukan sosialisasi mulai pekan ini.
Mereka akan menyosialisasikan pola-pola mitigasi bencana di daerah rawan gempa di wilayah pesisir Jatim.
"Stafku tak tugaskan mulai minggu ini. Mereka akan menyisir mulai Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, kemudian sampai nanti Lumajang. Ini untuk memberikan pelatihan terus," kata Mensos Risma didampingi Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat ditemui di Surabaya, Jum'at (4/6).
Namun demikian, Mensos Risma menyatakan, sebelumnya telah menggandeng beberapa pemerintah provinsi melalui Dinas Sosial (Dinsos) setempat untuk sosialisasi itu.
Seperti, Provinsi Jawa Barat, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), NusaTenggara Barat (NTB), Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Aku sebetulnya sudah dua kali melakukan Vidcon dengan (beberapa, red) Kepala Dinas Sosial. Tapi kemarin aku masih ketakutan karena kondisinya kok ramalannya (hasil kajian BMKG) berat," ungkap dia.
Oleh sebab itu, mantan Wali Kota Surabaya ini kemudian menerjunkan stafnya agar berkeliling untuk sosialisasi ke beberapa daerah yang berpotensi rawan terjadi gempa dan tsunami.
Sosialisasi yang dilakukannya ini berupa pelatihan kepada warga dan anak-anak ketika menghadapi bencana.
"Jadi tak suruh nyisir. Mulai Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang Selatan, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo sampai Banyuwangi nanti," pungkasnya.
Sebelumnya, hasil kajian Tim Ahli Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan potensi terburuk bencana tsunami setinggi 26-29 meter di perairan selatan Jawa Timur.
Hasil kajian itu disampaikan dalam sebuah webinar Kajian Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Jawa Timur pada Jumat (28/5) lalu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemerintah Tak Ingin Gegabah Tanggapi Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa
- Kabupaten Jombang Raih Instansi Terbaik Tingkat Nasional dalam Pemanfaatan Aplikasi Srikandi
- Terima Dubes Guatemala untuk Indonesia, Pj Gubernur Adhy Jajaki Kerjasama Bidang Ekonomi Hingga Budaya