RMOLBanten. Pandangan yang selalu mengaitkan terorisme dengan isu kerukunan antar umat beragama perlu dipertanyakan. Kedua hal itu tidak memiliki kaitan satu sama lain.
Demikian disampaiakan pemerhati politik Teuku Gandawan, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, (Rabu, 16/5).Kata Gandawan, serangan terorisme akhir pekan lalu adalah simbol ketidakmampuan aparat membaca situasi.
- Pemkot Surabaya Fasilitasi Bantuan Hukum untuk Warga Miskin
- Adukan Pungli, Wali Kota Eri: Tak Harus Punya Bukti, Cukup Bawa Surat Pernyataan
- Kasus Suap Penerimaan Calon Maba di Unila Ternyata Merembet ke 3 PTN Lain
Menurut dia, pihak yang menterjemahkan aksi terorisme sebagai wujud dari ketidakrukunan antar umat beragama seperti kehilangan akal.
"Menangkap maling berbaju batik, tidak pernah bermakna batik adalah baju maling. Menangkap orang berjenggot dan berjilbab ketika melanggar pidana, tidak pernah bermakna semua lelaki berjenggot dan perempuan berjilbab adalah pelanggar pidana," sambungnya. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kejari Probolinggo Geledah Rumah Terkait Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung SMP
- Gegara Tagih Utang, Suami dan Istri Dibacok Peminjam Uang
- Penahanan Kapal Suryani Ladjoni Dinilai Tak Jelas Dasarnya, Bakamla Terancam Dibawa ke Ranah Hukum