. Munculnya hasil survei yang mengungkap persepsi buruk kaum milenial dan generasi Z terhadap demokrasi dan politik, bisa berpotensi merendahkan nilai partisipasi dalam Pemilu serentak 2019 mendatang.
- 7 Parpol Non Parlemen Bahas Persiapan Verifikasi Pemilu
- Tak Mau Jawab Pertanyaaan Gibran soal Greenflation, Mahfud MD: Ngawur, Recehan
- Rocky Gerung Bisa Umbar Borok-borok Kekuasaan Jika Sampai di Pengadilan
"Potensi partisipasi milenial memang rendah. Ini terjadi lantaran tidak terbangunnya konunikasi politik antara mereka dengan parpol/ politisi," tegas Suko.
Menurut Suko, potensi rendahnya partisipasi itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya konsep komunikasi partai politik untuk membuka dialektika serta diskursus kepada milenial ini.
"Selama ini parpol lebih berbicara ketimbang mendengarkan suara mereka," demikian Suko.
Sebelumnya, sebanyak 65 persen kaum muda perkotaan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya menganggap kualitas demokrasi di Indonesia buruk. Isu politisasi agama menjadi alasan utama. [bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mahfud MD Berbagi Kisah Haru Pandemi Covid-19
- Jenderal Andika Perkasa Calon Tunggal Panglima TNI, TB Hasanudin: Pilihan Paling Tepat
- Koruptor Cocoknya Disuntik Mati Ketimbang Divaksin