Namanya Meredup- Gus Ipul Sudah Tak Digubris

Peran politik Saifullah Yusuf (Gus Ipul) terus meredup usai dikalahkan oleh Khofifah Indar Parawansa pada Pilgub Jatim Juni 2018 kemarin.


Di kancah politik nasional, Wakil Gubernur Jawa timur dua periode itu juga kurang diperhitungkan. Buktinya, baik Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf maupun Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi sama-sama enggan melibatkan Gus Ipul dalam urusan pemenangan.

"Gus Ipul tidak ada komunikasi dengan kami, karena memang sejak awal tidak masuk di SK (Surat keputusan)," kata Sekretaris TKD, Otman Ralibi dikonfirmasi Kantor Berita , Sabtu, (19/1).

Pun demikian, Sekretaris BPP, Basuki Babussalam "Saya pastikan hingga saat ini tidak terlibat dalam pemenangan Prabowo-Sandi," tegasnya.

Sementara penagamat politik UIN Sunan Ampel Surabaya, Ahmad Khubby Ali Rohmad berpendapat, kedua tim Paslon Capres-cawapres tentu memiliki banyak pertimbangan dalam merekrut orang. Biasanya, hal yang mendasar dalam sebuah tim pemenangan adalah loyalitas.

"Tentu kedua pihak (timses) ingin merekrut orang-orang yang loyal. Nah pada Pilgub kemarin Gus Ipul itu representasi kelompok man kan juga tidak jelas, tidak mewakili partai politik," kata akademisi yang akrab disapa Boby ini.

Boby pun tidak menampik bahwa mayoritas Kiai yang dulu mendukung Gus Ipul di Pilgub Jatim saat ini sudah menentukan sikap politiknya yang jelas. Baik di kubu Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi. Meski begitu, bukan berarti Gus Ipul kehilangan semua basisnya.

"Gus Ipul bisa menggerakkan barisan Ansor lama. Tapi kalau dihitung jumlah basisnya saya juga kurang tahu. Bagaimanapun Ansor itu tempat Gus Ipul berdiri walaupun didalam Ansor ada dinamika. Kalau Gus Ipul tidak memainkan kaki-kakinya, bisa ketinggalan kereta nanti Gus Ipul," tutupnya.[aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news