Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai mengambil langkah diplomatik guna melindungi kepentingan ekonomi nasional. Langkah ini dilakukan di tengah memanasnya tensi perdagangan global.
- Sri Mulyani Diisukan Mundur, Netizen Singgung Prediksi Cak Nun
- Bahlil dan Sri Mulyani Bisa Runtuhkan Kepercayaan Rakyat Pada Prabowo
- Demi UMKM, Kenaikan PPN 12 Persen Harus Dipertimbangkan Kembali
Ia menggelar pertemuan bilateral dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, guna membahas negosiasi pengenaan tarif oleh Negeri Paman Sam terhadap produk Indonesia.
Pertemuan yang berlangsung di Jakarta itu menjadi sinyal awal keseriusan pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan perdagangan AS yang dinilai mulai memberi tekanan terhadap negara mitra, termasuk Indonesia.
"Pertemuan ini menjadi kesempatan baik untuk memperkuat hubungan Indonesia dan Amerika di tengah dinamika geopolitik dan perekonomian global," ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya dikutip RMOL, Kamis 17 April 2025.
Menurut Sri Mulyani, isu tarif menjadi salah satu fokus utama dalam pembicaraan. Ia juga menyampaikan kepada Dubes Kamala bahwa Indonesia mendorong penyelesaian persoalan ini secara adil, dengan tetap mempertimbangkan kepentingan ekonomi kedua negara.
“Kami berdiskusi secara terbuka mengenai langkah-langkah yang bisa ditempuh bersama agar isu ini dapat diselesaikan dengan tetap mengedepankan asas keadilan bagi kepentingan ekonomi kedua negara dan dunia,” tegasnya.
Langkah negosiasi ini dinilai penting mengingat situasi perdagangan global tengah memasuki babak baru yang lebih konfrontatif, khususnya setelah Amerika Serikat meningkatkan tarif terhadap China hingga 245 persen.
Selain membahas isu tarif, Sri Mulyani juga memaparkan desain APBN 2025 yang menurutnya disusun untuk mendukung program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Ia menekankan bahwa kebijakan fiskal tahun depan akan difokuskan pada program makan bergizi gratis, perlindungan sosial, serta pembangunan tiga juta rumah rakyat.
“Semua dirancang dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan sustainable (keberlanjutan). It was a very productive discussion. Terima kasih Dubes Kamala,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- China Diam-diam Cabut Tarif Balasan 125 Persen untuk Chip AS
- Produk Tekstil Indonesia Kena Tarif Super Tinggi Hingga 47 Persen
- Ini Penyebab Harga Emas Terus Naik