Ngantor di Kelurahan Wonokusumo, Wali Kota Eri Pimpin Rapat Persiapan Sekolah Tatap Muka

Wali Kota Eri bersama Supomo pimpin rapat virtual dengan Kepala SD-SMP se-Surabaya jelang persiapan sekolah tatap muka/RMOLJatim
Wali Kota Eri bersama Supomo pimpin rapat virtual dengan Kepala SD-SMP se-Surabaya jelang persiapan sekolah tatap muka/RMOLJatim

Usai bekerja di kantor Kelurahan Pegirian, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kemudian ngantor di Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya.


Saat tiba di kantor di Kelurahan Wonokusumo sekitar pukul 14.30 Wib, Wali Kota Eri yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo langsung memimpin rapat koordinasi persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). 

Rapat yang berlangsung melalui virtual tersebut, diikuti seluruh Kepala SD-SMP se-Surabaya.

Wali Kota Eri menyatakan bahwa, pihaknya tidak ingin ada polemik ketika sekolah tatap muka ini mulai dibuka. 

Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap memfasilitasi para orang tua yang tidak berkenan anaknya mengikuti sekolah tatap muka. 

"Sehingga kalau ada orang tua yang masih ragu anaknya sekolah tatap muka kita tetap memfasilitasi. Sehingga siapa nyaman dengan tatap muka kita fasilitasi, maupun yang nyaman dengan daring tetap kita sediakan," kata Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (27/5).

Dalam rapat tersebut, ada beberapa penekanan yang disampaikan Wali Kota Eri sebelum sekolah tatap muka dibuka. 

Pertama terkait penyesuaian jam belajar sekolah. Ia ingin agar jam belajar di kelas nantinya dapat selesai sebelum pukul 12.00 WIB. 

"Kedua, protokol kesehatan pakai masker juga harus dipastikan. Ketiga, nanti tidak ada waktu jam istirahat, atau keluar ke kantin. Sehingga anak-anak makanannya juga bawa dari rumah," pesannya.

Sebelum PTM dibuka, Wali Kota Eri juga kembali mengingatkan kepada seluruh Kepala Sekolah agar betul-betul memastikan anak yang hadir di sekolah membawa form persetujuan dari orang tua. 

Sedangkan untuk kapasitas murid di kelas, diatur 25 persen apabila wilayah sekolah dalam kategori zona oranye. 

"Terkait zona, misal oranye maka kita buka 25 persen. Kalau zona kuning atau hijau mungkin bisa dinaikkan (jumlah siswa)," ungkapnya.

Di lain hal, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga kembali menyampaikan kepada para kepala sekolah agar memastikan setiap guru yang mengajar PTM telah mengikuti dua kali vaksin. 

Apabila belum, para guru dan karyawan di sekolah tersebut dapat didata dan disampaikan ke Dispendik Surabaya.

"Karena itu saya berharap kepada panjenengan (Anda) semua, saya berharap semua guru sudah vaksin yang kedua. Tak hanya guru, baik itu petugas TU, petugas kebersihan sudah vaksin kedua. Karena ini untuk mencegah penularan Covid-19. Saya yakin penjenengan pasti bisa menjalankan ini dengan protokol kesehatan yang ketat," tuturnya.

Meski demikian, Wali Kota Eri juga kembali mendorong para guru di Surabaya agar dapat mengikuti sertifikasi. 

Harapannya, kualitas pendidikan di Surabaya, baik sekolah negeri maupun swasta sama. 

Makanya, ia berpesan kepada para Kepala Sekolah agar mendata setiap guru yang belum mengikuti sertifikasi.

"Yang bisa mengikuti peningkatan sertifikasi mohon agar didata. Sehingga semua anak didik kita akan merasa nyaman. Dan, tidak ada lagi perbedaan antara sekolah egeri dan swasta," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news