Pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono yang menyebut Pemilu 2019 pertarungan Pancasila versus Khilafah, merupakan bagian dari ketakutan dan kepanikan.
- Banyak Skandal Tidak Wajar Terungkap, Sri Mulyani Layak Dicopot
- Gus Yaqut Terbitkan Edaran Pembatasan Kegiatan Di Rumah Ibadah
- Negara Harus Hadir Untuk Petani Demi Mendukung Swasembada Pangan
Menurut Redi, semua orang tahu bagaimana track record Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Sehingga tidak mungkin dia anti Pancasila.
"Nggak mungkinlah Prabowo anti Pancasila. Justru yang membahayakan negara bukan hanya pemikiran khilafah tapi juga komunisme, pragmatisme yang melahirkan koruptor, dan anti toleransi,†terang akademisi Universitas Dr Soetomo (Unitomo) ini.
Terkait dengan pernyataan Hendropriyono, Redi menyebut hal tersebut hanyalah asumsi untuk mengarahkan massa pemilih. Jika tidak memilih Joko Widodo (Jokowi) berarti anti Pancasila.
"Ada semacam asumsi bahwa orang yang tidak memilih pilihan AM berarti orang tersebut tidak baik alias anti Pancasila,†ungkapnya.
Justru pernyataan-pernyataan seperti ini, lanjutnya, dikhawatirkan akan merusak elektabilitas Capres petahana.
"Pernyataan tersebut bisa dipersepsi bahwa di sekitar AM banyak yang khawatir, curiga, dan (kesannya) membenci umat Islam. Menurut saya itu bisa menjadi bumerang bagi 01,†tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Debat Pilwali Blitar, Elim Tyu Samba Fokus SDM Kembangkan SDM Unggul Dan Kompetitif
- Kedatangan AHY ke Jatim Jadi Spirit Kader Besarkan Partai Demokrat
- Ganjar dan Sandi Perkuat Basis Elektotal, Tidak Usah Pikirin Nasibnya Di Partai