Mesin politik Partai Gelora Indonesia Jawa Timur terus bergerak. Setelah membentuk struktur kepengurusan hingga tingkat kecamatan untuk pemenuhan persyaratan pendaftaran parpol baru ke Kemenkumham. DPW Partai Gelora Indonesia Jatim kini mendirikan Akademi Manusia Indonesia (AMI).
- Mahfud MD Jangan Nanggung, Kasus Djoko Tjandra Harus Jadi Momentum Tangkap Harun Masiku
- PPP Tegaskan Tak Ikut Campur Pemilihan Ketua Umum PBNU
- Mahfud MD: Dugaan Pencucian Uang Rp 189 Triliun di Bea Cukai Berubah jadi Laporan Pajak
“AMI ini merupakan model pengkaderan yang akan diberlakukan kepada seluruh kader dan sifatnya wajib. Hari ini yang hadir sebanyak 278 orang,” kata Ketua DPW Partai Gelora Jatim, Muhammad Siroj di sela launching AMI di Hotel Neo, Waru, Sidoarjo, Sabtu (14/3/2020).
Dijelaskan Siroj, ada tiga konten dari pengkaderan tersebut. Pertama, kontennya bagaimana membentuk kader mempunyai kemampuan mengelola organisasi. Arahnya ke organisasional development. Jadi, membangun organisasi, termasuk organisasi politik yang profesional.
“Mereka nanti disiapkan menjadi orang-orang yang mampu mengelola Partai Gelora. Mereka disiapkan menjadi pengurus. Ke depan, kita siapkan mereka sebagai pemimpin di partai ini,” ungkap politisi asal Sidoarjo.
Kedua, social development. Yakni, bagaimana membangun rekayasa sosial. Bagaimana para kader punya kemampuan merekayasa sosial. Bagaimana mengubah masyarakat, bagaimana pendekatan ke masyarakat dan bagaimana melakukan peran-peran sosial di masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan sekarang.
“Bukan hanya peran-peran sosial dalam pengertian kepedulian sosial, tapi juga kemampuan mereka merekayasa. Bagaimana masyarakat ini menjadi lebih baik, bagaimana masyarakat ini dari apolitik menjadi politis. Jadi, mereka yang semula tidak mau terlibat di dalam pembangunan, kemudian mau terlibat dalam pembangunan,” jelas mantan anggota DPRD Jatim ini.
Terakhir atau yang ketiga, adalah state development. Yakni, bagaimana mereka punya kemampuan untuk mengelola negara. “Jadi, ini tiga tahap model pengkaderan di partai. Nanti, mereka akan mengikuti tahap pertama dua hingga tiga hari. Setelah mengikuti tahap pertama akan mendapat sertifikat. Lalu akan mengikuti pelatihan tahap kedua dan ketiga,” tambahnya.
Setelah mengikuti pelatihan pertama, menurut Siroj, mereka akan dimasukkan ke kelas-kelas intensif atau komunitas. Misalnya, mereka nanti disuruh memilih, seperti yang punya kecenderungan membuat komunitas. Yang punya kemampuan balap sepeda, silahkan membuat komunitas.
“Kalau ada yang punya pemikiran di bidang pemikiran, silahkan membuat komunitas sendiri. Nah, dari situ mereka akan menggandeng teman-temannya di komunitas ini. Cara kita mengelola kader itu, kita harapkan sesuai dengan fashion mereka masing-masing. Kita tidak membuat rata mereka dalam satu warna,” dalih politisi yang juga pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tak Hanya dengan PKS dan Demokrat, Nasdem: Semua Partai Kita Mesra
- Anies Buka Suara Soal Hengkangnya Demokrat Dari Koalisi
- Prestasi Anies Lampaui Ekspektasi