Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim menyebutkan, bahwa 33 warga Jatim terkena penyakit kencing tikus atau lestospirosis dari Januari sampai maret 2019. Sementara, korban meninggal dunia mencapai 2 orang dari kasus itu.
- Konsultan Waris Luncurkan Buku Saku Harta Gono Gini, Ini Tujuannya
- Pasar Tradisional di Kediri Tutup Saat PPKM Darurat
- Jatim Borong 4 Penghargaan di APBD Award 2024, Pj Gubernur Adhy: Bukti Komitmen Pengelolaan Anggaran yang Akuntabel dan Efisien
Setyo menjelaskan, penyakit itu memang biasanya muncul pada musim penghujan. Ketika genangan yang tercemar kencing tikus itu terkena luka akan menularkan bakteri.
Meski demikian, beberapa kejadian, ditemukan pada musim kemarau seperti di Kabupaten Ponorogo, Sampang dan Pacitan.
"Kalau yang berat gejalanya penderita sakit kuning, matanya kuning kukunya kuning bahkan sampai kencingnya merah pekat dan dia bisa ndak sadar," katanya tandasnya.
Menurut dia, jika tidak ditangani serius, penyakit itu bisa menimbulkan kematian karena organ vital penderita seperti ginjal dan liver terganggu.
"fungsi ginjal dan livernya menjadi terganggu sedemikian beratnya sehingga menyebabkan kematian," jelasnya.
Dikatakan Setyo, masyarakat harus bisa menjaga kebersihan, terutama ketika terjadi banjir. Mereka harus menghindari kontak langsung dengan air, untuk menghindari ancaman penyakit itu.
"Ketika banjir sedapat mungkin jangan masuk ke air, kalau masuk air jaga kontak langsung dengan air. Misalkan pakai sepatu both. Kalau sudah bersihkan kaki dengan sabun kalau sudah kena sabun. Jangan sampai tikus berkembang biar di lingkungan kita," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- 178 Perwira Kodam Brawijaya Sandang Pangkat Baru
- Jelang Peringatan Satu Abad NU, Wali Kota Eri Ingatkan Perjuangan Para Santri yang Diwariskan KH Hasyim Asy’ari
- Kenang Korban Tragedi Kanjuruan Malang, Polres Madiun dan Aremania Gelar Doa Bersama