Pasangan suami istri penjual bubur asal Kampung Bojong Tengah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, berhasil mewujudkan mimpi besar mereka yakni menunaikan ibadah haji setelah menabung selama 12 tahun dari hasil berjualan bubur ayam.
- Bupati Ra Hamid Lepas 590 CJH Bondowoso: Jaga Nama Baik Indonesia!
- Suami-Istri Penjual Sate di Jember Naik Haji, Menabung Selama 27 Tahun
- Lepas Kloter Pertama Jemaah Haji Embarkasi Surabaya, Gubernur Khofifah Titip Doa untuk Indonesia dan Jatim
Wasman (52) dan istrinya, Dede Yeni (46), meski penghasilan yang terbatas, pasangan ini tidak pernah kehilangan semangat. Sejak 2013, mereka mulai menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan harian demi satu tujuan: pergi ke Tanah Suci.
“Awalnya kami buka tabungan Rp5 juta di Bank Syariah Mandiri. Kami belum tahu kapan akan berangkat, tapi niat kami sudah bulat,” ungkap Wasman melansir RMOLJabar di kediamannya, Selasa 13 Mei 2025.
Selama lebih dari satu dekade, mereka menjalani hidup dengan hemat dan penuh kedisiplinan. Meski berbagai kebutuhan kerap menghampiri, tabungan haji tetap dijaga dengan doa dan keteguhan hati.
Inspirasi awalnya, ucap Wasman, datang dari seorang pembeli bubur yang juga pembimbing haji.
“Katanya kalau daftar sekarang, bisa menunggu 10 sampai 15 tahun. Dari situ saya sadar pentingnya mendaftar sejak dini,” kenangnya dengan mata berkaca.
Tahun demi tahun berlalu. Setiap receh yang ditabung menjadi harapan. Terkadang mereka hanya mampu menyisihkan Rp1 juta per bulan. Bahkan pernah juga tak bisa menabung sama sekali. Namun, semangat tak pernah padam.
Wasman mendaftar haji pada 2013, disusul sang istri setahun kemudian. Biaya pendaftaran saat itu sekitar Rp50 juta per orang — jumlah yang sangat besar bagi seorang pedagang kecil. Namun, keikhlasan dan ketekunan membuat angka itu tidak menjadi hambatan.
Pada saat Pandemi Covid-19 melanda beberapa waktu lalu, harapan mereka sempat goyah. Tetapi masih bisa diaga berkat doa yang tak pernah putus.
“Pernah cek di aplikasi Haji Pintar, katanya berangkat 2029. Lalu berubah jadi 2026. Eh, ternyata dipanggil 2025 ini. Allah Maha Baik,” ucap Wasman haru.
Uniknya, Wasman juga mendapat motivasi dari sinetron populer "Tukang Bubur Naik Haji". Ia bahkan sering dijuluki "Mang Sulam" oleh para pelanggannya, merujuk pada tokoh utama yang diperankan Mat Solar.
“Dulu hanya bercanda, pengen kayak Mang Sulam. Eh, ternyata Allah kabulkan,” katanya tersenyum.
Kini, usaha bubur ayam mereka telah berkembang pesat. Mereka memiliki dua cabang dengan dua karyawan. Seporsi bubur dijual mulai dari Rp8.000 hingga Rp20.000, tergantung topping. Namun, lebih dari sekadar usaha, bagi mereka, bubur ini adalah jalan menuju keberkahan.
Dalam acara walimatul safar yang digelar pada Minggu 11 Mei 2025, banyak tetangga hadir memberikan doa dan ucapan selamat. Dede Yeni tampak haru, sementara Wasman tersenyum bangga — menyaksikan impian yang dahulu hanya menjadi bisikan dalam doa, kini menjadi kenyataan.
“Semua bisa kalau ada niat. Jualan apa saja, kalau diniatkan untuk naik haji dan terus berdoa, insyaAllah ada jalannya,” pesan Wasman untuk sesama pedagang kecil.
Pada Rabu, 28 Mei 2025 mendatang, pasangan ini akan mengenakan pakaian ihram dan meninggalkan gerobak mereka sementara waktu, demi memenuhi panggilan suci ke Baitullah.
“Ini bukan lagi sekadar mimpi, tapi bukti bahwa ketekunan, doa, dan semangkuk bubur pun bisa mengantarkan seseorang ke rumah Allah,” tutup Wasman dengan mata berkaca-kaca.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bupati Ra Hamid Lepas 590 CJH Bondowoso: Jaga Nama Baik Indonesia!
- Suami-Istri Penjual Sate di Jember Naik Haji, Menabung Selama 27 Tahun
- Lepas Kloter Pertama Jemaah Haji Embarkasi Surabaya, Gubernur Khofifah Titip Doa untuk Indonesia dan Jatim