Untuk mendapatkan dana Rp 200 Miliar, PDAM Surya Sembada menawarkan tiga cara yakni berhutang, penyertaam modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan penyertaan modal dari masyarakat melalui saham. Dari ketiga solusi itu yang dianggap gampang dan sederhana adalah berhutang.
- Peringati Hari Pahlawan, Pemkot Surabaya Minta Warga Kibarkan Bendera
- Antusiasme Warga Saksikan Surabaya Vaganza, Wali Kota Eri: Ini Wujud Kebangkitan Ekonomi!
- Indeks Gemar Membaca di Salatiga Meningkat
Sedangkan untuk penyertaan modal dari owner, kata Mujiaman, agak sulit diharapkan karena selama ini penyertaan modal yang di dapat dari Pemkot relatif sedikit yaitu sekitar Rp 17 miliar pertahun. Hal ini berbanding terbalik dengan setoran uang keuntungan PDAM ke Pemkot Surabaya yang mencapai Rp 120 miliar pertahunnya.
"Kalau mau tumbuh berkembang ya penyertaan modal dari masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat, maka masyarakat akan merasa memiliki PDAM dan kontrolnya lebih kuat," tegasnya.
Selain itu, Pemkot harus juga mempersiapkan perangkat hukumnya jika menjual saham PDAM ke masyarakat. Perangkat hukum itu, mulai dari peraturan daerah (Perda), peraturan wali kota (Perwali) atau bahkan aturan-aturan lainnya, agar masyarakat yang menaruh saham percaya dan ada jaminan tidak akan hilang uang investasinya.
Seperti diberitakan bocornya pipa utama milik PDAM Surya Sembada di Ngagel Tirto beberapa waktu lalu ternyata dibuat alasan oleh Direktur Utama PDAM Surya Sembada, Mujiaman untuk minta anggaran Rp 200 Miliar setiap tahun. Anggaran tersebut dipergunakan untuk melakukan peremajaan pipa sepanjang 150 kilometer.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Umumkan 863 Mahasiswa Lolos Seleksi Beasiswa Pemuda Tangguh
- Gus-Gus Nusantara Latih Pengurus Ponpes Untuk Manfaatkan Multimedia Sebagai Sarana Dakwah
- Sebelum Tahun 2022 Berakhir, DPRD Banyuwangi Tuntaskan 9 Raperda