Menjelang akhir pekan, situasi politik di Amerika memanas.Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi dimakzulkan DPR AS melalui pemungutan suara di Capitol Hill. Hal ini mencatat sejarah baru Presiden AS ketiga yang dimakzulkan oleh DPR, Rabu (18/12).
- Sri Mulyani Mau Naikkan PPN Hingga 15 Persen, PKS: Pemerintah Jangan Cari Jalan Pintas
- Gubernur Khofifah Dorong Transformasi Digital Koperasi Untuk Penguatan di Masa Pandemi
- Untuk Kader Tak Loyal dan Indisipliner, Megawati Harus Beri Sanksi Tegas
Dilansir dari The Independent, Kamis (19/12), Ketua DPR AS Nancy Pelosi menilai hasil keputusan DPR membuktikan bahwa Trump adalah ancaman bagi Amerika Serikat.
Diketahui Trump diseret dengan pasal penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi setelah dia meminta penyelidikan atas Hunter Biden kepada Presiden Ukraina.
Partai Demokrat AS menilai Donald Trump terlalu banyak melakukan hal-hal yang membahayakan keamanan nasional negara itu.
Namun keputusan voting yang dimenangkan Partai Demokrat ini masih harus dibawa ke Senat, untuk memastikan apakah Trump harus angkat kaki atau tidak dari Gedung Putih.
Senat yang akan memutuskan melalui voting untuk bertahan atau tidaknya Donald Trump sebagai presiden.
Voting di Senat, akan dilangsungkan pada bulan Januari 2020.
Disinilah letak permasalahannya. Senat AS dikuasai secara mayoritas oleh Partai Republik (GOP) yang merupakan partai pendukung Trump.
Sedangkan DPR AS, dikuasai secara mayoritas oleh Partai Demokrat.
Anggota Senat AS total berjumlah 100 orang, di mana 54 di antaranya adalah anggota Partai Republik, sebab Wakil Presiden Mike Pence menambahkan 1 suara untuk Partai Republik.
Sehingga sangat wajar jika Ketua DPR Nancy Pelosi tidak langsung mengirimkan keputusan pemakzulan Trump ke Senat.
Pelosi menuntut diadakannya voting yang adil saat nanti pengambilan suara diadakan bulan depan.
Pertanyaannya, akan angkat kakikah Trump dari Gedung Putih?
Seluruh anggota Partai Demokrat di Kongres AS, beserta jutaan pendukung dan pemilih Partai Demokrat di semua negara bagian AS pasti menginginkan Trump tersingkir dari Gedung Putih.
Masalahnya adalah mayoritas suara di Senat ada di tangan Partai Republik.
Dan pemakzulkan Trump, besar kemungkinan akan kandas disini.
Sehingga, ada benarnya pernyataan dari Mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey yang disampaikannya tahun lalu.
Satu-satunya jalan umntuk dapat menyingkirkan Trump dari Gedung Putih adalah dengan memilih capres yang diusung Partai Demokrat dan memilih anggota Kongres dari Partai Demokrat pada Pemilu bulan November yang akan datang.
Pemilu AS akan digelar secara nasional pada 5 November mendatang.
Jadi mari kita tunggu perkembangan dari Washington DC pada bulan Januari dan November 2020.
Apakah bulan depan, Trump angkat kaki dari Gedung Putih akibat proses voting di Senat AS?
Dan apakah capres asal Partai Demokrat dan Partai Demokrat akan berjaya pada bulan November tahun depan?
Fiat Voluntas Tua. Jadilah kehendak Tuhan.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dagulir RP 127 Miliar Nganggur, Gus Fawait: BUMD Harus Cari Inovasi Penyaluran Kredit
- Seorang Warga Korsel Membelot Ke Korut Lewat Perbatasan Militer di Tahun Baru
- Gelar Rapimnas di Yogyakarta, PPP Sekaligus Umumkan Capres yang Bakal Diusung