Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur meyakini, pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid itu sudah benar. Sehingga, GP Ansor tidak perlu melakukan permintaan maaf atas tindakan tersebut.
- Komentar Negatif JK Timbulkan Underdog Effect yang Justru Angkat Citra Prabowo
- Bikin Curiga, Katanya Efisiensi kok Rapat RUU TNI di Hotel Mewah
- Pemerintah Diminta Gercep Tangani Temuan Kasus TBC Di Tulungagung
Gus Aam menjelaskan, tindakan pembakaran itu sebagai bentuk menyelamatkan kalimat tauhid dari penggunaan yang tidak semestinya oleh kelompok tertentu dan terlarang. Jika itu dibiarkan, justru menodai kesucian kalimat tauhid tersebut.
"Kalau tidak dibakar, dikhawatirkan tulisan kalimat tauhid itu akan menjadi sampah, yang justru akan membuat seluruh umat Islam yang mengetahuinya berdosa," kata Gus Aam.
Diterangkan Gus Aam, menurut ajaran ajaran Islam, menyelamatkan tulisan suci dari penyalahgunaan atau penyimpangan bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan menghapusnya menggunakan air dan kedua bisa dengan cara membakar.
Atas dasar itulah, Gus Aam menilai bahwa Banser tidak perlu menyampaikan permohonan maaf. Sebab tindakan itu muncul dalam rangka penyelamatan. Bukan pelecehan.
"Saat pembakaran, dilakukan dengan cara dipegang. Bukan diletakkan di tanah," pungkasnya[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Golkar Jatim Dukung Bahlil Lahadalia Jadi Ketum
- Termasuk Sekda, 4 Pejabat Pemprov Papua Dicecar KPK Soal Pengelolaan APBD
- Gubernur Khofifah dan Profesi Nakes Sepakat Mengawal RUU Kesehatan