Setelah membuat Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di hampir seluruh RW di Kota Surabaya, kini Pemerintah Kota (Pemkot) memastikan membuka data alamat pasien Covid-19 dalam bentuk peta.
- Buka Festival 1000 Kesenian Bantengan, Bupati Malang: Harus Ada Perda Khusus
- Massa Antikorupsi Demo, Sindir Kejari Blitar Kalah Cepat Dengan KPK Soal Penanganan Kasus Dana Hibah
- Demo Desak Alokasi Pupuk Bersubsidi, Petani Ijen Bondowoso Ancam Golput hingga Pindah Kabupaten
Tujuannya tentu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya.
Pembuatan peta alamat pasien Covid-19 itu sudah mempertimbangkan psikologis warga.
Kini, warga lebih tenang dan tidak gampang panik dengan kabar ada pasien positif di lingkungannya.
“Beda dengan dulu di awal-awal ada kasus. Kalau dulu kita buka petanya seperti ini, bisa panik semua warga dan tentu psikologisnya akan terganggu, sehingga bisa menurunkan imun juga,” kata Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya M. Fikser dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (17/6).
Menurut Fikser, data dalam peta itu hanya menunjukkan alamat jalan atau gang pasien positif Covid-19.
Namun, untuk nama dan alamat detail rumah pasien itu tidak dijabarkan dalam peta tersebut.
“Data alamat detailnya itu kami sudah berikan kepada Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo, pihak kelurahan dan pihak puskesmas. Tujuannya tentu untuk bersama-sama melindungi warga yang positif itu, bukan lagi mengucilkan mereka,” kata dia.
Peraih penghargaan Informan Ahli dari Dewan Pers ini juga memastikan bahwa dalam peta sebaran Covid-19 di Kota Surabaya itu muncul empat kode warga.
Warna merah menunjukkan ada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, warna hijau muda menunjukkan tidak ada pasien terkonfirmasi pasien positif Covid-19, warna hijau tua menunjukkan bahwa pernah ada pasien konfirmasi Covid-19 namun sudah sembuh atau meninggal.
“Sedangkan warna biru menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid tes dan tes swab massal,” katanya.
Dengan adanya peta sebaran ini, maka diharapkan warga lebih meningkatkan partisipasinya dalam melindungi warga lainnya.
Bahkan, diharapkan pula bisa lebih meningkatkan kehati-hatiannya dalam menjalankan aktivitasnya.
Sebab, persoalan pandemi Covid-19 ini bukan hanya persoalan pemerintah yang harus menyelesaikannya, tapi juga butuh partisipasi dan kerjasama yang baik dari warga Kota Surabaya.
“Pemkot tidak bisa sendiri mengatasi ini, tapi kita harus bergandeng tangan memerangi pandemi ini,” tegasnya.
Fikser juga menjelaskan bahwa dengan dibukanya data sebaran pasien positif ini, maka para pelaku ojek online juga bisa meningkatkan kehati-hatiannya.
Bahkan, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak ojek online untuk ikut memperhatikan peta sebaran ini.
“Para driver ojek online ini bisa lebih hati-hati ketika harus mengantarkan orang atau barang ke gang-gang yang ada tanda merahnya itu,” katanya.
Kepala Diskominfo ini juga memastikan bahwa data yang terdapat di peta sebaran itu akan terus diupdate secara berkala.
Sebab, hingga saat ini terus dilakukan rapid tes dan tes swab massal dan banyak pula yang sudah sembuh.
“Jadi, pasti datanya terus update, apalagi tren kesembuhan terus meningkat setiap harinya,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bondowoso Smart City Terintegrasi Hingga Desa, Kades Harus Paham Ini
- Istimewa, Pembatik Menggunakan Kaki ini Mulai Banjir Pesanan
- Upacara Hari Pahlawan Sukses Digelar di Halaman Balai Kota, Pemkot Surabaya Libatkan Ratusan Petugas Gabungan