Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam keputusan Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi kepadanya. Dia menyebut langkah itu adalah bentuk kegagalan untuk diplomasi.
- Sudah 7 Kantong Jenazah Tragedi Sriwijaya Air Diterima RS Polri
- DVI Polri Telah Identifikasi 149 Jenazah Korban Gempa Cianjur
- Pesawat Hercules TNI Jalani Misi Kemanusiaan di Turki, Kirim 17 Tenaga Kesehatan
"Memberlakukan sanksi terhadap menteri luar negeri berarti kegagalan (untuk setiap upaya negosiasi)," kata Zarif, seraya menambahkan bahwa itu juga berarti pihak yang memberlakukan tindakan tersebut menentang pembicaraan.
Ditanya tentang laporan bahwa dia pernah diundang untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Trump di Gedung Putih, Zarif mengatakan dia menolak tawaran itu meskipun ada ancaman sanksi.
"Saya diberitahu di New York bahwa saya akan dikenakan sanksi dalam dua minggu kecuali saya menerima tawaran itu, yang untungnya saya tidak melakukannya," tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.
Amerika Serikat sendiri diketahui menjatuhkan sanksi pada Zarif pekan lalu. Departemen Keuangan Amerika Serikat mengatakan, mereka menjatuhkan sanksi pada Zarif karena bertindak atas nama Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei yang juga dikenai sanksi Amerika Serikat baru-baru ini.
Iran dan Amerika Serikat sendiri diketahui telah dikunci dalam pertempuran tegang sejak Mei 2018 ketika Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 yang menempatkan batasan pada program nuklir Iran.
Sejak saat itu, Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran, termasuk langkah-langkah yang bertujuan memangkas ekspor minyaknya menjadi nol. Tujuannya adalah untuk menekan Teheran agar menegosiasikan kesepakatan nuklir baru.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Korban Tewas Palestina Akibat Serangan Israel Mendekati 28.000 Jiwa
- Bercanda Bawa Bom, Pesawat Pelita Air Terlambat Berangkat
- Bentrok Hingga Larut Malam, Polisi dan Mahasiswa Masih Saling Serang