Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk masyarakat prasejahtera yang berupa barang kebutuhan pokok senilai Rp 200 ribu, dikeluhkan warga penerima. Sebab yang didapat tidak sesuai dengan nilai dan jumlah yang diberikan.
- Sopir Truk Tangki 'Oleng' yang Viral di Ngawi Mengaku Kapok
- Terima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2023, Wali Kota Sutiaji: Kota Malang Lumbung SDM Indonesia Berkualitas
- DKBPPPA Gresik Bakal Kawal Kasus Perundungan Bernuansa Kekerasan gegara Asmara
Seperti berat beras yang diberikan kurang dari 1 kilogram dan kualitas berasnya pun buruk. Serta, telur yang diberikan tidak sesuai dengan berat timbangan.
Iin (40) salah seorang penerima BPNT yang berdomisili di Gresik, mengaku baru mengetahui jika bantuan yang diterimanya tidak sesuai dengan harga maupun jumlah yang ditetapkan.
"Saya taunya itu, saat saya lihat berasnya kok jelek, berbau apek dan meniran. Kalau beras seperti itu, tak mungkin harganya sampai Rp 20 ribu perkilo gramnya. Apalagi merknya tidak dikenal, sebab saya tau harga beras yang murah maupun yang mahal," katanya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (13/7).
Senada juga disampaikan, NS (35) dan NN (37) penerima BPNT asal Cerme bahwa beras bantuan yang diterimanya bermerk Raja Lele dan merk lain. Tapi ternyata isinya tidak sesuai dengan berat yang dicantumkan pada lebel.
"Dibungkus berat tertulis berat bersih 15 kilogram, tapi saat saya timbang ulang dirumah isinya hanya 14 kilogram. Hilang satu kilogram, isinya ternyata,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Gresik, Sentot Supriyohadi selaku pihak terkait saat dikonfirmasi terkait hal tersebut melalui sambungan selulernya tidak merespon.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Puncak Arus Mudik Diprediksi Terjadi Mulai 18 April
- Pertama di Indonesia, Gubernur Khofifah Luncurkan Paket Data Juara Pendidikan
- Permudah Pembayaran Uji KIR, Bank Jatim Gandeng Dishub Tuban