. Perubahan fokus pembangunan yang diterapkan Presiden Joko Widodo dalam periode kedua mengharuskan adanya perubahan wajah-wajah baru di Kabinet Kerja II.
- Jerry Massie: PSI Psywar dengan PDIP Usung Ganjar Jadi Capres 2024?
- Hasil Survei: Anies-AHY Pasangan Paling Diminati Maju di Pilpres 2024
- Airlangga: Demokrasi Harus Dijaga dengan Baik, Golkar Konsisten Sistem Proporsional Terbuka
"Ibarat sepak bola, perubahan strategi permainan menuntut perubahan komposisi line up pemainnya juga. Di sinilah perlunya wajah baru di kabinet baru Jokowi nanti," kata Igor kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/10).
Ia juga menyinggung soal pidato Jokowi yang bakal bersikap tegas terhadap menteri-menterinya untuk bekerja. Hal itu dinilai rasional mengingat saat ini merupakan periode terakhir Jokowi sebagai presiden.
Namun dalam perjalannya, ia memprediksi pemerintahan Jokowi-Maruf akan menemui kendala di akhir-akhir kepemimpinan.
"Kendala Presiden nanti adalah soal loyalitas kader parpol yang menjadi menteri di tahun keempatnya, berkenaan dengan kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi praktis untuk memperoleh peluang di Pemilu 2024," tegasnya.
"Terpenting bagi Jokowi adalah mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Itu adalah standar suksesnya program dan kebijakan pemerintah di periode kedua. Paling tidak mempertahankan level 5%. Di bawah itu akan dianggap gagal," demikian Igor.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Eri Cahyadi Paparkan Visi Kerja, Bangun Surabaya Harus Dari Kampung
- Sekjen PAN Tak Yakin Amien Rais Dirikan Partai Baru
- Klaim Wacanakan Tunda Pemilu untuk Tolong Maruf Amin, Cak Imin Kehilangan Kontrol Atas Dirinya Sendiri