Lahan kecil atau sempit bukan menjadi halangan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memberi contoh kepada warganya dalam urban farming atau bercocok tanam.
- Peringati Hari Jadi Media Online, Politisi PDIP Ajak Masyarakat Cerdas Bedakan Produk Pers dan Medsos
- Surabaya Salurkan BLT BBM Door to Door, Wali Kota Eri Cahyadi: Data Penerima dari Kementerian
- Pemkot Surabaya Beri Perhatian Khusus Balita Kelainan Kelamin
Buktinya tanam padi yang seharusnya membutuhkan lahan besar namun kini telah disulap dengan memanfaatkan lahan kecil menggunakan fiber atau bak.
"Urban Farming, tidak harus padi ditanam di tanah atau lahan yang besar. Kita memberikan kepada warga Surabaya bisa mempertahankan pangannya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai Panen Padi di Balai Kota Surabaya, Rabu (9/6).
Eri menambahkan dengan urban farming tanam padi ini tak membutuhkan waktu lama.
Hanya dengan masa waktu tiga bulan, padi tersebut bisa di panen. Maka untuk itu mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini akan berusaha mengajak warga mengembangkannya.
Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) agar selalu berkoordinasi dan memantau seluruh warga yang melalukan urban farming tanam padi.
"Setelah dipanen akan dibantu untuk menjualkannya. Ini memberikan contoh kepada warga dan ke depannya kita kembangkan lagi, dan jangan sampai ketika menanam padi tetapi jualnya tidak ada," ujarnya.
Menurut Eri, sebelumnya Pemkot Surabaya sudah meminta warga mengembangkan tanaman holtikultura.
Hal ini lantaran adanya kerjasama dengan pihak hotel. Namun karena dilanda pandemi maka dialihkan penanaman ke tanam bahan pokok.
"Karena ada musibah ini kita bertahan dan untuk horikultura yang berkurang kita larikan ke bahan pokok, seperti padi ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang mengatakan, tanam padi di balai kota ini sebagai bentuk percontohan.
"Kurang lebih hasilnya gabah kering 72 kilogram. Susutnya tinggal 60 persen. Biasanya tidak sampai 50 kg," ujarnya.
Maka dari itu diharapkan masyarakat dapat mencontoh melakukan tanam padi dirumah menggunakan bak-bak kecil.
"Tetapi bibitnya dari kami. Dan warga Surabaya bisa langsung datang lalu mengisi form," paparnya.
Disinggung soal imbauan wali kota yang membantu warga untuk menjualkannya, Herlambang mengatakan, bahwa dilihat kelompok taninya.
"Tingkat besar untuk kelompok tani itu memang menjual sendiri. Kalau untuk warga urban farming biasanya konsumsi sendiri. Untuk yang besar-besar selama ini tidak ada kendala. Mereka bisa menjual langsung ke pedagang. Itu ada konsumen sendiri seperti itu," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PKL Sentra Kuliner Geruduk Pemkab Jombang Desak Tindak Tegas Pedagang Bandel
- Pemkot Surabaya Usulkan Tambahan Tenaga Pengajar Melalui Seleksi PPPK ke Pemerintah Pusat
- Terbuka bagi Semua Arsitek, Bupati Muhdlor Sayembarakan Desain Ikon Perempatan Ciplaz Sidoarjo